Dampak Local Lockdown di Kota Tegal

Usaha kuliner dan PKL di Kota Tegal mulai mengeluhkan dampak local lockdown secara ekonomi. Mereka berharap ada solusi dari pemerintah.
Seorang warga melintas di kawasan Alun-alun Kota Tegal yang menjadi sepi sejak diberlakukan local lockdown, Selasa, 24 Maret 2020. (Foto: Tagar/Farid Firdaus)

Tegal - Pemberlakuan local lockdown di Kota Tegal, Jawa Tengah sejak Minggu, 22 Maret 2020 mulai berdampak pada perekonomian dan aktivitas masyarakat. Para pemilik usaha dan pedagang kaki lima (PKL) mengeluhkan penurunan pembeli imbas kebijakan itu.

Pantauan Tagar Selasa, 23 Maret 2020, ‎kawasan Alun-alun yang biasanya ramai oleh aktivitas masyarakat dan PKL terlihat lebih sepi. Hanya tampak sejumlah PKL yang berjualan. Padahal biasanya PKL yang berjualan mencapai puluhan. Warga juga biasanya banyak yang beraktivitas di dalam alun-alun. Entah makan, berolahraga, atau sekedar jalan-jalan.

Kondisi tersebut terjadi karena akses menuju ruang publik itu ditutup dari berbagai sisi dengan water barrier. ‎Selain itu, lampu penerangan juga dimatikan ketika malam hari.

Anak saya dua. Kalau tidak jualan tidak dapat penghasilan.

Salah satu pedagang yang masih berjualan, Rosiah, 54 tahun, mengaku pendapatannya menurun akibat pemberlakuan local lockdown. "Jalan ke sini ditutup semua jadi pembeli sepi," kata Rosiah.

‎Penjual makanan itu biasanya bisa mendapat penghasilan hingga Rp 150 ribu per hari. Pendapatannya kini turun drastis. "Sekarang dari pagi sampai sore baru dapat Rp 10 ribu," ujar Rosiah.

Rosiah menyadari bahaya penularan virus corona. Namun ia berharap pemerintah memberikan solusi atas dampak yang ditimbulkan dari kebijakan local lockdown. Sebab ia merupakan tulang punggung‎ keluarga

"Anak saya dua. Kalau tidak jualan tidak dapat penghasilan," katanya.

Tidak hanya PKL di kawasan alun-alun, pemilik usaha tempat makan yang berada di tepi jalan‎ juga turut terdampak kebijakan local lockdown. Salah‎ satunya adalah warung makan Padang di Jalan AR Hakim.

"Malah sejak ada kebijakan meliburkan sekolah sudah ada dampak. Jumlah pembeli turun sampai 20 persen," ungkap karyawan warung makan itu, Untung, 40 tahun.

Untung menyebut, sebelum ada kebijakan terkait virus corona, warga yang datang untuk makan bisa mencapai sekitar 300 orang sejak buka pukul 08.00 hingga 20.00 WIB.

"Sekarang yang beli hanya puluhan saja. Sampai siang lauk masih banyak. Padahal biasanya sudah mulai habis kalau sudah siang," ujarnya.

Sementara sebagian besar pertokoan terlihat masih tetap buka seperti hari-hari normal. Begitu juga dengan arus lalu lintas. Ruas jalan masih ramai oleh kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Namun penutupan sejumlah titik ruas jalan dikeluhkan warga karena dinilai menyulitkan mobilitas harian.

"Mau ke mana bingung dan harus muter nyari jalan lain karena ditutup," kata pengguna jalan, Fadli, 30 tahun.

‎Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tegal Johardi mengatakan, pemberlakuan local lockdown‎ untuk mencegah penyebaran Covid-19.‎ "Kebijakan ini untuk menyelamatkan Kota Tegal dari virus corona," ujarnya.

Menurut Johardi, dengan adanya local lockdown bukan berarti orang luar daerah tidak boleh masuk ke Kota Tegal. Namun hanya dibatasi.‎ "Supaya mengurangi orang asing yang banyak berkunjung ke Kota Tegal. Dengan kondisi seperti saat ini harus dibatasi‎," katanya.

Disinggung apakah ada solusi bagi para pedagang yang terdampak, Johardi menyebut belum ada data valid terkait dampak kerugian bagi masyarakat. Dia berharap masyarakat memahami kebijakan yang diputuskan pemerintah di tengah wabah virus corona.

"Bukan berarti dirugikan itu diperbolehkan. Tapi dalam kondisi sekarang ini kami mengutamakan masyarakat, menyelamatkan nyawa, daripada yang lain. Kalau bisa keselamatan nyawa dan ekonomi. Tapi kalau diminta pilih salah satu ya jelas manusia lebih utama," ujarnya.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Tegal, Jawa Tengah resmi memberlakukan local lockdown untuk mencegah masifnya penyebaran Covid-19. Kebijakan ini diambil setelah melihat rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya social distancing. 

Local lockdown di masa pandemi corona ini mulai Minggu malam, 22 Maret 2020 hingga 29 Maret 2020 mendatang. Dengan status baru itu maka akses menuju pusat keramaian maupun orang luar kota yang hendak masuk ke Kota Tegal dibatasi. Juga akses menuju ruang publik yang kerap jadi pusat kegiatan masyarakat. []

Baca juga: 

Berita terkait
Alasan Kota Tegal Berlakukan Local Lockdown
Kesadaran social distancing rendah, Kota Tegal akhirnya memberlakukan local lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona.
Baru Kirim Uji Swab, PDP Covid-19 di Tegal Meninggal
PDP Covid-19 di Kota Tegal ini diketahui usai dari Jakarta.
Ruang Isolasi Covid-19 di Kota Tegal Penuh
Ruang isolasi di 2 RS rujukan Tegal sudah penuh dengan PDP Covid-19.