Jakarta - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 meminta masyarakat mempertimbangkan dampak dari libur panjang pada pekan depan. Masyarakat diimbau untuk tidak keluar rumah sepanjang long weekend berkaca kepada kenaikan kasus positif corona secara nasional saat libur panjang Idul Fitri 2020 dan libur kemerdekaan Agustus 2020.
Hal itu dikatakan Juru Bicara Satgas Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito saat konferensi pers laporan media harian di Media Center Covid-19 pada Selasa 20 Oktober 2020.
Jadi, selama 10-14 hari kemudian, kita melihat dampaknya [kenaikan kasus].
"Hal ini dipicu terjadinya kerumunan di berbagai lokasi yang dikunjungi masyarakat selama masa liburan dan ketidakpatuhan masyarakat menerapkan protokol kesehatan," kata Wiku, disiarkan di kanal YouTube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Wiku menjelaskan, pada libur Idul Fitri, kasus kumulatif harian dan mingguan naik sebesar 69-93 persen sejak libur Idul Fitri dengan rentang waktu 10-14 hari. Selain itu, kenaikan absolut positif rate atau hasil tes positif sebesar 3,9 persen dalam dua minggu secara nasional.
"Jadi, selama 10-14 hari kemudian, kita melihat dampaknya [kenaikan kasus]," ujarnya.
Baca juga:
- Libur Panjang Maulid Nabi, Panduan Aman ke Kafe Cegah Corona
- Indonesia dan Jepang Buka Perjalanan Bisnis Mulai November 2020
- Produsen Film Lokal Diminta Syuting di Desa Wisata, Manfaatnya?
Sedangkan pada libur kemerdekaan kasus kumulatif harian dan mingguan naik sebesar 58-118 persen sejak libur panjang pada pekan ketiga Agustus dengan rentang waktu 10-14 hari.
Wiku mengimbau bagi masyarakat mendesak harus berada di luar rumah selana liburan maka selalu patuhi protokol kesehatan menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan dan hindari kerumunan.
"Keputusan untuk keluar rumah harus diputuskan secara matang dan mempertimbangkan risiko yang ada," tutur Wiku.
Satgas juga mendorong agar masyarakat yang menerima tamu selama liburan untuk menjalankan protokol 3M, menjaga jarak, menggunakan masker dan mencuci tangan di rumah.