Jakarta - Indonesia dan Jepang menjalin kerjasama dengan membuka tujuan perjalanan bisnis strategis. Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Jepang Motegi Toshimitsu sudah berkomunikasi dan akan menyelesaikan detailnya hingga November 2020.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai menerima delegasi Pemerintah Jepang yang dipimpin oleh Perdana Menteri (PM) Yoshihide Suga di Istana Bogor, Selasa 20 Oktober 2020.
"Saya dan Perdana Menteri Suga telah sepakat mengenai pentingnya pembentukan Travel Corridor Arrangement bagi business essential," kata Jokowi, dikutip dari siaran langsung Setpres.
"Kita juga sepakat menugaskan menteri luar negeri Jepang dan Indonesia untuk menegosiasikan detail dan menyelesaikannya dalam waktu satu bulan," sambungnya.
Baca juga:
- Jangan Nyasar, Ini Panduan ke Desa Nglanggeran Yogyakarta
- 516 Arouca, Jembatan Terpanjang di Dunia Bikin Jantung Mau Copot!
- Bisa WFH di Kincir Angin, Taman Rekreasi Diubah Jadi Coworking
Kesepakatan tersebut, kata PM Suga, termasuk pelonggaran aturan untuk tenaga medis. "Kami memastikan untuk memulai kembali perjalanan antara kedua negara bagi pebisnis termasuk perawat dan care giver, di bawah kerangka Jepang Indonesia EPA atau EJEPA," ujar PM Suga.
"Sekaligus kami sepakat berkoordinasi secara erat untuk memulai kembali secepat-cepatnya perjalanan bisnis untuk jangka pendek dengan melonggarkan langkah isolasi mandiri selama 14 hari setelah memasuki negara tujuan," sambungnya.
Dalam kesempatan itu, Indonesia-Jepang juga memperkuat kerja sama multilateral. Jokowi menyampaikan, Indonesia menekankan pentingnya spirit kerja sama untuk terus diperkuat terutama di tengah rivalitas yang semakin menajam antara kekuatan besar dunia.
"Spirit kerja sama yang inklusif perlu juga terus dimajukan dalam rangka kerja sama Indo-Pasifik sebagaimana tercermin dalam ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Saya juga menggarisbawahi harapan agar Laut Cina Selatan dapat terus menjadi laut yang damai dan stabil," tutur Jokowi.