Jakarta - Kalangan pebisnis kini semakin tertekan dengan penyebaran virus corona jenis COVID-19 yang telah mengancam iklim usaha di Tanah Air. Kondisi ini semakin memperbesar pressure bisnis di tengah perlambatan ekonomi global yang berlanjut.
Sebelumnya, pemerintah telah memberikan insentif sebesar Rp 10,3 triliun kepada berbagai sektor ekonomi melalui struktur Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN). Langkah tersebut terpaksa diambil sebagai bagian dari stimulus pemerintah kepada pelaku usaha walaupun bayangan defisit anggaran semakin melebar.
Lantas, sektor apa saja yang dinilai menghadapi tekanan akibat virus mematikan yang awalnya terdeteksi di Kota Wuhan, China tersebut? Berikut Tagar berikan ulasannya.
1. Pariwisata
Pariwisata merupakan sektor ekonomi yang terdampak langsung atas penyebaran COVID-19. Asumsi ini didasarkan pada data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut bahwa jumlah turis mancanegara pada sepanjang Januari 2020 turun 7,6 persen dibandingkan dengan Desember 2019 menjadi 1,2 juta kunjungan.
Padahal satu bulan sebelumnya, jumlah wisatawan mancanegara tercatat sebanyak 1,3 juta kunjungan. Adapun, negara penyumbang penurunan terbanyak berasal dari China, Malaysia, dan Singapura.
Penurunan serupa juga bisa dilihat dari jumlah kunjungan wisman menurut pintu masuk. Di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai misalnya. Total turis asing yang masuk ke Pulau Dewata sepanjang Januari 2020 tercatat sebanyak 527.000 kunjungan. Angka ini merosot dari periode Desember 2019 dengan 545.000 kunjungan.
Kondisi serupa juga terjadi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan 173.000 kunjungan selama Januari 2020. Padahal pada Desember 2020, jumlah kunjungan masih bertengger di angka 187.000.
2. Perhotelan
Industri perhotelan juga tidak luput dari dampak virus corona. Per Januari 2020, tingkat okupansi hotel seluruh Indonesia menyentuh level psikologis terbarunya dengan 49,1 persen, lebih rendah sejak Mei 2019 yang tercatat sebesar 43,5 persen. Sementera per Desember 2019, keterisian hotel di Tanah Air mencapai 59,3 persen. Angka ini dipastikan akan terus menurun pada Februari 2020 mengingat kasus baru COVID-19 masih berkembang seiring dengan bertambahnya wilayah yang terkena dampak.
3. Penerbangan
Masih dari sumber yang sama, BPS melansir bahwa terjadi penurunan jumlah penumpang udara tujuan domestik pada Januari 2020 sebesar 9,8 persen menjadi 6,2 juta orang. Sebelumnya pada Desember 2019, jumlah masyarakat yang melakukan bepergian dengan menggunakan pesawat tercatat 6,9 juta orang.
Hal yang sama terlihat pada rute internasional. Per Desember 2019, terdapat 1,7 juta orang yang melakukan penerbangan. Kondisi penurunan terlihat jelas pada satu bulan berikutnya atau Januari 2020 yang hanya tercatat 1,6 juta orang.
4. Transportasi Kereta
Penurunan paling signifikan terjadi pada moda transporasi darat kereta api. Diketahui, sepanjang Januari 2020 jumlah penumpang kerata api berjumlah 34,1 juta orang. Angka ini merosot jauh dari Desember 2020 dengan 37,4 juta orang.
Sisi logistik sektor perkeretaapian juga ikut tertekan dengan 4,5 juta ton pada Januari 2020, dari sebelumnya 4,6 juta ton di Desember 2020.
5. Transportasi Laut
Sektor jasa perairan ini juga ikut terkena dampak dari virus corona. Per Januari 2020, jumlah penumpang armada perairan tercatat sebanyak 2,2 juta orang, menurun jika dibandingkan dengan perolehan Desember 2019 dengan 2,3 juta orang. Sementara itu, jasa pengiriman menggunakan kapal laut juga menurun dari sebelumnya 26 juta ton di Desember 2019 menjadi 25 juta ton pada Januari 2020.[]