Covid-19, Australia Tutup Perbatasan 2 Negara Bagian

Australia menutup perbatasan dua negara bagian terpadat, Victoria dan New South Wales, menyusul lonjakan kasus virus Covid-19 di Melbourne.
Pemerintah Australia menutup perbatasan dua negara, Victoria dan New South Wales menyusul lonjakan kasus Covid-19 di Melbourne. (Foto: Getty Images|BBC News).

Jakarta - Australia menutup perbatasan dua negara bagian terpadat, Victoria dan New South Wales (NSW), menyusul lonjakan kasus virus corona Covid-19 di Melbourne. Sampai sekarang, kedua negara bagian itu masih melonggarkan pembatasan di tengah yang lain melakukan penguncian atau lockdown.

Penutupan perbatasan di Victoria dan New South Wales akan dilakukan mulai Rabu, 8 Juli mendatang. Perdana Menteri Victoria, Daniel Andrews mengatakan kebijakan penutupan itu merupakan hasil keputusan bersama dengan Perdana Menteri Scott Morrison dan Perdana Menteri Nnew South Wales, Gladys Berejiklian.

Ini belum pernah terjadi sebelumnya di Australia. Kami belum melihat lonjakan kasus Covid-19 yang seperti ini

Baca Juga: Ilmuwan Australia: Virus Corona Ada di Air Limbah 

"Ini adalah salah satu langkah pencegahan - itu adalah salah satu hal yang saya pikir akan membantu kami dalam mencegah semakin menyebarnya virus Covid-19,"kata Andrews kepada wartawan, Senin, 6 Juli 2020, seperti dikutip dari BBC News. Namun Andrews tidak memberikan indikasi kapan perbatasan akan dibuka kembali. Penerbangan antara Sydney dan Melbourne - ibukota negara bagian - biasanya merupakan rute tersibuk di dunia.

Ketiga pemimpin itu sebelumnya mengatakan penutupan perbatasan tidak perlu. Namun melihat lonjakan kasus yang menyebar secara lokal menyebabkan mereka menjadi khawatir. "Ini belum pernah terjadi sebelumnya di Australia. Kami belum melihat yang seperti ini," kata Perdana Menteri New South Wales, Gladys Berejiklian.

Covid-19 di AustraliaSebuah pesan yang meminta warga untuk tetap menjaga kesehatan terpasang di Fairlight, Sydney, Australia, Minggu (5/4/2020). (Foto: Antara/Xinhua/Bai Xuefei/pras)

Andrews menambahkan mereka yang tidak bisa menghindari untuk bepergian dapat mengajukan izin untuk melintasi perbatasan, termasuk untuk bekerja. Ia mengakui keputusan itu akan memiliki dampak ekonomi dan sosial yang signifikan. Namun keputusan itu terpaksa harus ditempuh untuk menghindari semakin melonjaknya kasus positif Covid-19.

Victoria melaporkan 127 infeksi baru pada hari Senin - peningkatan harian tertinggi sejak awal terpapar pandemi. Sebulan lalu, ketika tidak ada kasus yang dilaporkan dalam dua hari, para pejabat negara berharap tidak ada lagi virus.

Baca Juga: Australia Uji Coba Vaksin Covid-19 kepada Hewan

Namun, pada Sabtu, pihak berwenang Australia memberlakukan "penguncian keras" di sembilan blok menara apartemen di Melbourne - membatasi 3.000 orang ke rumah mereka - setelah sekelompok kasus Covid-19 ditemukan. Warga di sekitar 36 "hotspot" pinggiran kota dimasukkan ke dalam kuncian terpisah pekan lalu. Tidak seperti yang ada di blok menara, mereka dapat meninggalkan rumah untuk bekerja, berolahraga, merawat dan berbelanja bahan makanan. []

Berita terkait
Mendagri Australia Positif Terinfeksi Virus Corona
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Australia Peter Dutton mengungkapkan hasil pemeriksaan kesehatannya menunjukkan dia terkena virus corona/Covid-19.
Beda Orang Indonesia dan Australia Saat Sikapi Corona
Pengamat Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati menjelaskan beda sikap orang Indonesai dengan Australia soal corona
Warga Bandel, Australia Masih Pikir-pikir Lockdown
Australia belum mempertimbangkan untuk melakukan karantina total atau lockdown meskipun jumlah kasus virus corona Covid-19 melonjak.