Warga Bandel, Australia Masih Pikir-pikir Lockdown

Australia belum mempertimbangkan untuk melakukan karantina total atau lockdown meskipun jumlah kasus virus corona Covid-19 melonjak.
Suasana Spanish Steps, terlihat sepi akibat dekrit penutupan Italia sebagai tindakan tegas yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mencegah penyebaran virus Covid-19, di Roma, Italia, Selasa, 10 Maret 2020. (Foto: Antara/Remo Casilli)

Jakarta - Australia belum mempertimbangkan untuk melakukan karantina menyeluruh atau lockdown meskipun jumlah kasus virus corona Covid-19 mengalami lonjakan. Pemerintah Negeri Kangguru ini baru menutup layanan yang tidak penting.

Seperti diberitakan dari BBC News, Senin, 22 Maret 2020, pub, klub, gimnasium, bioskop dan tempat-tempat ibadah akan ditutup mulai Senin, 23 Maret 2020, tengah hari. Sementara untuk bisnis makanan seperti restoran dan kafe harus beralih ke layanan di bawa pulang (takeaway).

Swalayan, pom bensin, apotek tetap buka

Negara bagian New South Wales (NSW) merupakan yang paling terparah terkena dampak virus corona dengan 533 kasus. Setelah itu negara bagian Victoria dengan jumlah kasus 296 orang dan Queensland dengan 259 kasus.

CoronaIlustrasi - Hindari kerumunan di tempat umum untuk mencegah penyebaran virus corona Covid-19. (Foto: Pixabay/freakwafe)

Kebijakan pembatasan yang baru ini akan membuat banyak bisnis tutup. Namun swalayan pompa bensin, apotek dan layananan pengiriman barang tetap berjalan.

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mengingingkan proses belajar di sekolah tetap berjalan. Namun tak menutup kemungkinan untuk mengeluarkan perintah belajar di rumah apabila orangtua bisa melakukan pengawasan.

Baca Juga: 11 Negara yang Terapkan Lockdown karena Virus Corona

Jumlah meninggal tujuh orang

"Saya tidak menginginkan anak-anak kita kehilangan pendidikan,' tuturnya, Beberapa negara bagian, termasuk Victoria telah mengisyaratkan akan menutup sekolah.

Berdasarkan data, jumlah orang yang tewas terkena Covid-19 mencapai tujuh orang. Namun pemerintah Australia belum mempertimbangkan untuk melakukan lockdown. Namun melihat masih banyak warga yang membandel dan tidak

memperdulian imbauan untuk melakukan social distancing atau jaga jarak. Pemerintah mempertimbangkan untuk mengambil langkah-langkah baru setelah melihat kerumunan besar di pantai Sydney.

Simak Pula: Covid-19, Prancis Akan Denda Warga Langgar Lockdown

Morrison mengatakan pemerintah federal dan negara bagian telah memutuskan untuk bertindak karena banyak orang Australia yang tidak mematuni peraturan. Namun menurutnya, pemerintah belum mempertimbangkan untuk mengunci di rumah. "Itu bukan ukuran yang telah dipikirkan pada saat ini," ucapnya.

Kepala petugas medis, Brendan Murphy mengatakan orang-orang terutama kalangan muda harus menyadari bahaya mengintai bila mereka tak peduli dan menganggap entang virus corona. "Mereka harus sadar dan berhenti keluar untuk membantu pemerintah mengendalikan virus," katanya.[]

Berita terkait
Game Fortnite Ramai Dimainkan Saat Italia Lockdown
Game Fortnite mendadak laris dimainkan di Italia pasca ditetapkannya status lockdown untuk seluruh wilayah negara spaghetti tersebut.
Isu Dunia Tenggelam karena Corona
Akibat virus Corona atau Covid-19 telah merebak di sejumlah negara, membuat sejumlah isu di dunia tenggelam.
WHO Sebut Wabah Covid-19 Menyebar ke Seluruh Dunia
Wabah virus corona, Covid-19, disebut oleh WHO sudah menyebar ke seluruh dunia dengan Italia dan Iran sekarang ada di garis depan penyebaran virus
0
Usai Terima Bantuan Kemensos, Bocah Penjual Gulali Mulai Rasakan Manisnya Hidup
Dalam hati Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9), sering muncul rasa rindu bisa bermain sebagaimana anak seusianya. Main bola, sepeda.