Corona Buat Pengguna Angkutan Umum Jabodetabek Turun

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana B. Pramesti mengatakan pengguna angkutan umum anjlok saat pandemi corona.
Penumpang turun dari bus Transjakarta di Halte Budaran Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa, 17 Maret 2020. (Foto: Antara/M Risyal Hidayat)

Jakarta - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana B. Pramesti mengatakan pengguna angkutan umum di wilayah Jakarta, Bogor, Depok,Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) cenderung menurun pada masa pandemi virus corona atau Covid-19.

Penurunan ini, kata dia dimulai sebelum Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) resmi diberlakukan pada 10 April 2020 di wilayah DKI Jakarta, pada 15 April 2020 di Jawa Barat meliputi Depok, Bekasi dan Bogor Raya serta pada 18 April 2020 di Banten meliputi Tangerang Raya.

"Dalam beberapa waktu terakhir kami sangat intensif melakukan rapat koordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) se-Jabodetabek, dan hasil pantauan lapangan mereka, pengguna angkutan umum cenderung menurun," ucap Polana B. Pramesti seperti dikutip Tagar dari laman bptj.dephub.go.id, Senin, 20 April 2020.

Baca juga: Kemenhub Terbitkan Aturan, Esok KRL Tetap Beroperasi

Berdasarkan data yang dihimpun, penurunan penumpang terjadi pada layanan TransJakarta. Secara signifikan sampai 15 April 2020 Transjakarta mengalami penurunan jumlah pernumpang sekitar 83 ribu orang per hari. Padahal, jika dibanding kondisi normal, misal Januari 2020 jumlah penumpang mencapai sekitar 840 ribu orang per hari.

"Penurunan penumpang Transjakarta bahkan sudah dimulai sejak bulan Maret yaitu sebesar rata rata 550 ribu orang per hari atau turun 34,52 persn dibandingkan jumlah penumpang normal pada bulan Januari 2020," tuturnya.

Pemeriksaan Penumpang LRTPetugas memeriksa suhu tubuh calon penumpang LRT (Light Rail Transit) di Stasiun LRT Velodrome, Jakarta, Selasa, 3 Maret 2020. (Foto: Antara/Galih Pradipta)

Penurunan penumpang juga terjadi pada layanan Moda Raya Terpadu (MRT) sejak Maret 2020 dengan persentase penurunan sebesar 47,05 persen atau sekitar 45 ribu orang per hari. Sedangkan pada kondisi normal, misal Januari 2020 pengguna MRT kata dia mencapai sekitar 85 ribu orang per hari.

"Data terakhir tercatat pada April sampai dengan tanggal 15 hanya berkisar lima ribu penumpang per hari atau turun sebesar 94,11 persn dibanding Januari 2020," ucapnya.

Sama halnya dengan Transjakarta dan MRT, moda transportasi Kereta Rel Listrik (KRL) atau commuter line yang pada Januari 2020 masih melayani sekitar 859 ribu orang per hari. Pada bulan Maret, jumlahnya turun sebesar 30,38 persn menjadi sekitar 598 ribu orang per hari.

"Adapun untuk bulan April 2020 sampai dengan tanggal 15, terjadi penurunan penumpang yaitu hanya sebanyak 183 ribu orang per hari atau turun 78,69 persen dibanding kondisi normal Januari 2020," tutur dia.

Sementara untuk Lintas Rel Terpadu (LRT) Jakarta yang biasanya dapat melayani sekitar 3.800 orang per hari selama Januari 2020, mengalami penurunan sebesar 47,36 persen menjadi sekitar dua ribu orang per hari pada Maret 2020. Sedangkan hingga 15 April 2020, jumlah penumpang LRT Jakarta hanya sekitar 264 orang per hari atau turun 93,05 persen dibanding kondisi normal Januari 2020.

Ia menjelaskan sampai dengan saat ini belum diperoleh data volume penumpang angkutan umum di luar DKI Jakarta dalam wilayah Jabodetabek. Tapi, adanya pengurangan jumlah penumpang angkutan umum massal tersebut menurut dia secara tidak langsung akan mengurangi jumlah penumpang-yang diangkut oleh feeder-feeder di masing-masing wilayah.

Terlebih adanya pembatasan waktu operasional angkutan umum selama PSBB yang menurutnya akan membatasi gerak orang-orang. DI DKI Jakarta angkutan umum hanya beroperasi mulai 06.00 sampai dengan 18.00, sementara di wilayah Bodetabek yang berstatus PSBB mulai 05.00 sampai dengan19.00.

Dari hasil pengawasan, menurut dia pelanggaran terhadap ketentuan PSBB relatif kecil. Apalagi setiap petugas ditempatkan di check point selama PSBB dan terkait penerapan physical distancing pada kendaraan pribadi. Sementara untuk terminal dan stasiun bila tidak memenuhi protokol kesehatan tidak diperbolehkan untuk memanfaatkan layanan angkutan umum. []

Berita terkait
Luhut Soroti Rencana KRL Commuter Line Setop Operasi
Menteri Perhubungan Ad Interim Luhut Binsar Pandjaitan merespons jika KRL Commuter Line Bogor, Depok dan Bekasi, setop operasi saat dilakukan PSBB.
Covid-19, Penumpang Bandara Tapteng Turun 70 Persen
Bandara FL Tobing di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, tetap beroperasi selama masa pandemi corona.
Covid-19, Dishub Sibolga Periksa Kesehatan Penumpang
Mencegah penyebaran Covid-19, seluruh armada pengangkutan penumpang diperiksa di Terminal Bus Tipe A Sibolga.