Cara Musisi di Siantar Tetap Eksis Saat Covid-19

Pekerja seni yang tergabung dalam Iksoensi melakukan konser secara daring dengan memanfaatkan medsos seperti Instagram dan Facebook.
Pekerja seni di Pematangsiantar melakukan konser secara virtual. (Foto: Jonathan Nainggolan/Tagar)

Pematangsiantar - Wabah Covid-19 atau virus corona melanda Indonesia membuat dampak negatif di semua industri, tak terkecuali di industri musik. Para pekerja seni melakukan berbagai cara untuk bertahan hidup.

Adalah Ikatan Sosial Entertainment Siantar Simalungun (Iksoensi). Komunitas yang berdiri sejak 2013 lalu terpaksa mengamen online, memanfaatkan media sosial seperti facebook dan instagram guna mengumpulkan donasi untuk menghidupi keluarga mereka.

Sudah 5 bulan tidak bekerja akibat wabah corona ini, karena anjuran pemerintah masih melarang untuk berkumpul dan melakukan resepsi/pesta.

Pemain musik dan biduan menyanyikan lagu dan warga mendengar bebas memilih dan meminta lagu kesukaannya untuk dinyanyikan. Para pekerja seni itu berharap mendapat saweran melalui transferan ke nomor rekening Iksoensi.

"Sudah 5 bulan tidak bekerja akibat wabah corona ini, karena anjuran pemerintah masih melarang untuk berkumpul dan melakukan resepsi/pesta. Kami mengikuti dan patuh akan di rumah aja," ucap Ketua Iksoensi Syamsuar Idham di Jalan Jeruk, Kecamatan Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, Minggu, 28 Juni 2020.

Syamsuar menambahkan ada 145 KK yang tercatat masuk di dalam komunitas musik berusia 7 tahun itu. "Di sini kami bernyanyi dan donasi bantuan itu nantinya akan disalurkan kepada semua anggota Iksoensi," kata dia sembari mengaku belum mendapatkan bantuan dari pemerintah kota.

Ia berharap, wabah virus corona ini segera berlalu, agar para pekerja seni kembali bekerja, dapat memenuhi kebutuhan keluarga. "Lima bulan terakhir kami tidak bisa bekerja dan tak berbuat apa-apa. Musik inilah pekerjaan kami mencari nafkah sehari-harinya," tuturnya.

Biduan, Inka Boru Tarigan mengaku sangat merasakan dampak Covid-19 terutama dalam perekonomian keluarganya. Manggung, kata dia, sudah tak pernah di masa pandemi Covid-19.

"Parahlah Bang kalau dibilang, biasanya dua sampai tiga kali bisa manggung/tampil dalam seminggu di acara pesta, sekarang ngga ada lagi yang dibawa ke rumah," ucapnya. []

Berita terkait
Puluhan Tahun STTC Siantar Tak Bayar Pajak Reklame
Sejumlah papan reklame raksasa milik perusahaan rokok PT STTC tak menambah penghasilan asli daerah (PAD) karena bebas dari beban pajak.
Samosir dan Siantar Lambat Salurkan Bansos Pemprovsu
Kabupaten Samosir sampai saat ini belum menyalurkan bansos jaring pengaman sosial dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Satu Hari Tambah 6 Kasus Positif Covid-19 di Siantar
Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Pematangsiantar merilis penambahan enam kasus positif Covid-19 pada Rabu, 24 Juni 2020.