Jakarta - Aktor terkenal Amerika Bruce Willis mengumumkan akan meninggalkan dunia seni peran yang telah membesarkan namanya. Bruce mundur dari dunia akting Hollywood usai dokter memvonisnya mengalami afasia.
Dilansir dari Halodoc, Afasia adalah gangguan yang disebabkan oleh kerusakan pada area otak yang memproduksi dan memproses bahasa. Akibatnya, orang dengan gangguan ini mengalami kesulitan berbicara, membaca, menulis dan memahami bahasa, sehingga tidak bisa berkomunikasi dengan baik.
Penurunan kemampuan berkomunikasi ini bisa berkisar dari ringan hingga sangat parah (tidak bisa berkomunikasi sama sekali). Namun, pengidap biasanya kesulitan untuk menemukan kata yang tepat dan menyusunnya menjadi kalimat yang bermakna.
- Baca Juga: 5 Manfaat Buah Berenuk untuk Kesehatan
Kondisi ini bisa terjadi secara tiba-tiba setelah stroke atau cedera kepala. Namun, gangguan ini juga bisa terjadi secara bertahap akibat tumor otak.
Afasia dapat terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia. Namun, gangguan ini lebih dialami oleh mereka yang berusia paruh baya dan lebih tua.
Penyebab Afasia
Penyebab yang paling umum adalah kerusakan otak akibat stroke, penyumbatan, atau pecahnya pembuluh darah di otak. Selain itu, kerusakan otak akibat cedera kepala yang parah, tumor, infeksi, atau proses degeneratif juga bisa menyebabkan afasia.
Penyakit seperti demensia juga bisa menyebabkan menurunnya fungsi sel-sel otak, sehingga mengakibatkan afasia. Pada kondisi ini, gangguan tersebut biasanya berkembang secara bertahap.
Terkadang, episode afasia juga bisa terjadi sementara. Hal itu bisa disebabkan oleh migrain, kejang, atau serangan iskemik transien (TIA). TIA terjadi ketika aliran darah diblokir sementara ke area otak.
Gejala Afasia
Afasia adalah tanda dari beberapa kondisi kesehatan lainnya, seperti stroke atau tumor otak. Berikut ini gejala yang mungkin terjadi:
- Berbicara dalam kalimat pendek atau tidak lengkap.
- Berbicara dengan kalimat yang tidak bisa dimengerti atau tidak masuk akal.
- Mengganti satu kata dengan yang lain atau satu suara dengan yang lain.
- Mengucapkan kata-kata yang tidak bisa dikenali.
- Tidak mengerti ucapan orang lain.
- Menulis kalimat yang tidak bisa dimengerti atau tidak masuk akal.
Cara Mengobati Afasia
Pengobatan untuk kondisi ini bertujuan untuk memperbaiki kemampuan berkomunikasi dan berbahasa, serta mengembangkan metode komunikasi lain yang diperlukan.
Jika kerusakan otak yang terjadi ringan, afasia biasanya bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, pada kasus yang parah, berikut ini pengobatan afasia yang bisa dilakukan:
1. Terapi Wicara dan Bahasa
Bagi pengidap afasia, terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan memulihkan sebanyak mungkin bahasa, mengajarkan cara mengembalikan keterampilan bahasa yang hilang, dan menemukan metode komunikasi lain.
- Baca Juga: Manfaat Jahe Merah untuk Kesehatan Tubuh
2. Obat-obatan
Beberapa jenis obat tertentu juga bisa diberikan dokter untuk mengobati afasia. Obat-obatan yang biasanya diberikan adalah obat yang bekerja untuk meningkatkan aliran darah ke otak, meningkatkan kemampuan pemulihan otak, atau membantu menggantikan bahan kimia yang habis di otak (neurotransmitter). []