Jakarta - Sejak pandemi Covid-19 banyak orang mempelajari ilmu saham untuk tetap menghasilkan uang di tengah pandemi. Kondisi ini membuat Indo Premier Sekuritas melalui produk IPOTFund menghadirkan acara FestiFund 2021, yang merupakan kegiatan edukasi pasar modal tahunan berkonsep online festival.
Acara ini bertujuan mengenalkan produk reksadana sebagai alternatif investasi bagi investor baru yang mencari produk investasi mudah, aman, efisien, dan cocok untuk semua profil risiko dan tujuan investasi.
Selain itu, FestiFund 2021 bertujuan meningkatkan literasi dan inklusi masyarakat melalui produk investasi reksadana yang dapat dijadikan alternatif investasi maupun diversifikasi portofolio hingga pada akhirnya #SemuaBisaInvestasi.
Investor itu bukan pekerjaan utama, tapi role atau pekerjaan kedua yang semua orang harus punya jadi investor itu wajib tapi tidak harus ke saham sesuaikan dengan profil risiko dan tujuan masing-masing orang.
CMO dan Founder Ternak Uang Felicia Tjiasaka berbagi pengalaman pribadinya pada awal-awal investasinya, mewakili kegelisahan umum terkait kesalahan dalam investasi yang kerap dilakukan investor pemula.
Passion-nya di bidang pasar modal dibuktikannya dengan meraih runner-up dan mendapat kesempatan monitoring dari chief economist di Singapura dalam ajang DBS Asian Conference-Young Economist Stand-up 2015. Ia juga lulus ujian lisensi di pasar modal bersama 5 % peserta ujian, yang datang dari seluruh Indonesia.
- Baca Juga: Yuk Cek Pasal-pasal UU Cipta Kerja Terkait Investasi
- Baca Juga: Booming Investasi Uang Digital, Apa Itu Uang Kripto?
Setelah cukup lama bekerja sendiri sebagai kreator konten, Felicia memutuskan bergabung dengan startup Ternak Uang pada Desember 2020. Tugas dan tanggung jawabnya ialah membuat produk-produk yang menarik bagi investor, antara lain reksa dana.
Ternak Uang yang dikembangkan oleh PT Ternak Uang Nusantara adalah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi pendidikan dengan menyediakan aplikasi digital dan memungkinkan masyarakat Indonesia belajar investasi secara online. Perusahaan ini dibangun dan dikembangkan di Tanah Air dengan didukung oleh tenaga kreatif dan pengembang asli Indonesia.
“Target Ternak Uang yaitu mencetak 10 juta investor baru. Tujuan akhirnya, membantu masyarakat Indonesia mengatasi financial insecurity. Dan kini, aplikasi Ternak Uang telah diunduh sekitar 60 ribu pengguna. Jumlah subscription per April 2021 tercatat 5.000 dan targetnya dalam setahun bisa mencapai 100 ribu subscription. Keberhasilan yang kami capai adalah hasil kerja tim,” ujar Felicia dalam kegiatan FestiFund 2021 yang di gelar secara virtual, Sabtu, 4 September 2021.
Untuk lima tahun ke depan, ia berharap Ternak Uang menjadi unicorn, sehingga membantu Indonesia menjadi negara investor. Menurutnya, pada dasarnya semua orang harus jadi investor.
“Investor itu bukan pekerjaan utama, tapi role atau pekerjaan kedua yang semua orang harus punya. Jadi, investor itu wajib, tapi tidak harus ke saham, sesuaikan dengan profil risiko dan tujuan masing-masing orang,” ujar Felicia.
Berinvestasi saham pertama kali dilakukan Felicia saat umur 17 tahun. Saham pertama yang ia belia saham Astra International, karena waktu itu saham Astra sering dibahas ketika lomba pasar modal.
- Baca Juga: Tokoh MUI dan Politisi Tolak Investasi Miras Diteken Jokowi
- Baca Juga: Faisal Basri: Kesalahan RI Tangani Covid, Tuhankan Investasi
Ia mengatakan waktu membeli saham Astra di tahun 2013, harganya Rp 7 ribuan per saham. Pada 2019, sebelum pandemi Covid-19, harga saham Astra masih Rp 7 ribuan.
“Dari situ saya belajar bahwa tidak semua saham bisa kita beli dan ditinggal tidur, meski blue chips sekalipun. Apalagi, saham-saham di sektor critical seperti otomotif ditambah sekarang kena Covid-19, harganya turun Rp 5 ribuan,” ujar Felicia.
(Azzahrah Dzakiyah Nur Azizah)