Jakarta - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri mengatakan bahwa kesalahan fatal Indonesia menangani pandemi Covid-19 karena menuhankan investasi.
Keberpihakan pemerintah terhadap ekonomi, kata Faisal, dibandingkan nyawa manusia terlihat dari tetap dibukanya penerbangan internasional. Banyaknya tenaga kerja asing, terutama dari China yang diperbolehkan masuk ke Indonesia.
"Ini kesalahan sejak awal, yang membuat pandemi berlama-lama dan semakin buruk karena kita menuhankan ekonomi dan memberhalakan investasi," katanya dalam Diskusi Online INDEF 'PPKM Darurat, Ekonomi Melambat', Jumlat, 16 Juli 2021.
Menurut Faisal, pemerintah selalu mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun lalu yang minus 5 persen masih lebih baik dibandingkan Filipina yang anjlok 12 persen. Padahal, ekonomi Filipina turun dalam karena mengutamakan penanganan Covid-19 ketimbang ekonominya.
Ini kesalahan sejak awal yang membuat pandemi berlama-lama dan semakin buruk karena kita menuhankan ekonomi dan memberhalakan investasi.
"Setelah kasus turun, ekonomi mereka (Filipna naik). Apakah di tengah pandemi kita masih berhalukan investasi yang sebenarnya kita juga enggak dapat apa-apa," lanjutnya.
Sementara di Indonesia, lanjut Faisal, panglima perang untuk menangani pandemi kebanyakan dari orang yang menjabat posisi ekonomi seperti Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Josua Pardede.
"Ibu Nadia Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemkes RI ada di mana? Minoritas. Jadi suara kesehatan tidak terdengar, apalagi kalau Pak Luhut sudah ngomong 'diam kau!' Saya rasa di dunia, Pak Luhut yang paling sibuk, jadi tidak meresapi apa yang seharusnya dilakukan," katanya. []