Jakarta - Berdagang adalah salah satu cara bertahan di tengah pandemi dan resesi sayangnya hanya sedikit para pedagang yang mencoba cara-cara baru agar bisnis dapat menguntungkan dalam jangka waktu panjang, kebanyakan pedagang masih bertahan pada cara lama.
Hal ini disampaikan CEO & Lead Financial Trainer QM Financial, Ligwina Hananto, dalam FestiFund 2021 yang diselenggarakan oleh Indo Premier Sekuritas melalui produk IPOTFund merupakan kegiatan edukasi pasar modal tahunan berkonsep online festival kali ini yang dibahas mengenai “Bikin Bisnis & Bertahan? Bisa!”.
Seorang pengusaha akan memerlukan laporan keuangan karena inilah hal utama yang membedakan antara berbisnis dan berdagang.
Ligwina mengatakan setiap pebisnis akan selalu mengawali perjalanannya menjadi pedagang lebih dulu. Namun, untuk dapat naik kelas dengan berbisnis dan kemudian bisa dikelola dengan baik, ada satu kunci utama yang dibutuhkan.
"Seorang pengusaha akan memerlukan laporan keuangan, karena inilah hal utama yang membedakan antara berbisnis dan berdagang," ujar Ligwina dalam kegiatan FestiFund 2021 yang di gelar secara virtual, Sabtu, 4 September 2021.
- Baca Juga: Produk Keuangan Syariah sebagai Wadah Investasi Saham Sesuai Syariat Islam
- Baca Juga: Cara Menghasilkan Uang Ala Felicia Tjiasaka, Mulai Investasi Umur 17 Tahun
Ligwina juga mengingatkan mengenai lima prinsip pengelolaan keuangan bisnis, yaitu memisahkan keuangan bisnis dari keuangan keluarga atau pribadi, membuat anggaran tetap, mencatat pengeluaran, monitor penjualan agar bisa memastikan margin tetap positif, dan menghitung profit yang sudah didapat.
Untuk itu, setiap pekerja perlu untuk mengelola keuangan agar siap menghadapi kondisi terburuk. Perencana keuangan sekaligus pemilik QM Financial Ligwina Hananto mengatakan, pekerja harus mampu berpartisipasi secara aktif dalam kinerja perusahaan. Sebab, saat ini setiap orang dan perusahaan harus menghadapi tekanan yang cukup berarti.
"Kebijakan sekarang new normal, tapi enggak tahu kapan bisa beneran new normal. Artinya, perusahaan sebesar apa pun, perusahaan start up dengan teknologi secanggih apa pun akan ketemu masalah. Berpartisipasi aktiflah dalam kinerja perusahaan sehingga bisa tetap tumbuh di waktu-waktu sulit ini," ujar Ligwina.
- Baca Juga: Cara Startup di Bali Bertahan dari Badai Covid-19
- Baca Juga: Strategi Agar E-Commerce Mampu Bertahan Saat Pandemi
Tips lain yang menurutnya, perlu juga diperhatikan adalah, di tengah krisis pandemi ini jangan sampai memiliki atau membuat catatan utang baru, terutama jika memang sumber pendapatan utama sudah tidak bisa lagi diandalkan.
“Jadi penting menghindari utang, khawatirnya kalau cepat ngutang aja untuk bertahan padahal tidak ada penghasilan, justru akan bahaya ke depannya karena tidak mampu bayar cicilan. Menurutku justru yang paling penting adalah belajar dagang,” ujar Ligwina.
(Azzahrah Dzakiyah Nur Azizah)