Cantiknya Bunga di Taman Mini Showfarm Bantaeng

Taman Mini Showfarm Bantaeng, Sulsel, menyajikan pemandangan cantik. Beragam bunga tumbuh di sana, menjadi tempat yang nyaman melepas penat.
Seorang pengunjung Taman Mini Showfarm yang tampak sedang menikmati berjalan-jalan, Kamis 5 Desember 2019. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Riza)

Bantaeng - Taman Mini Showfarm, sebuah taman yang menyajikan spot selfie menarik di antara cantiknya warna-warni bunga. Bukan hanya itu, taman ini juga bisa menjadi destinasi untuk wisata edukasi, sambil jalan-jalan melepas penat juga mempelajari beragam jenis-jenis bunga, pertumbuhan atau pun bagaimana mereka bertahan hidup.

Letaknya berada di ketinggian 1.200 meter dari permukaan laut (mdpl) tepatnya di Desa Bonto Lojong, Kecamatan Ulu Ere, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan.

Bagi pengunjung yang datang di taman bunga ini, bisa menempuh perjalanan menggunakan mobil atau pun motor sejauh kurang lebih 21 kilometer dari kota kecamatan Bantaeng. Perjalanan ditempuh selama kurang lebih 45 menit. 

Jika sudah memasuki ketinggian 1.000 mdpl ada baiknya pengunjung memperhatikan laju kendaraan. Karena walaupun akses menuju lokasi ini cukup mulus tanpa jalanan berlubang, tapi jalanan belum terlalu lebar ditambah lagi jalur yang berkelok-kelok. Sehingga sangat perlu diperhatikan, apalagi kabut senantiasa datang dan menutupi pandangan.

Taman bunga itu berlatar sebuah bukit yang gagah menjulang. Di puncaknya berbaris pepohonan pinus dengan pucuk pohon yang runcing seolah menunjuk-nunjuk ke arah langit. Hawa dingin dan udara yang sejuk semakin melengkapi nikmatnya menghabiskan waktu liburan di ketinggian kabupaten berjuluk Butta Toa ini.

Ketika memasuki gerbang, pengunjung akan bertemu kantor pengelolaan taman, karena taman ini berada di bawah naungan Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng. Di kantor tersebut, pengunjung akan bertemu seorang staf kantor. Dia yang selama ini merawat taman dan juga menjadi guide tour pengunjung.

Namanya Abdul Rahman, pria berusia 35 tahun. Ia merupakan warga setempat yang dipercaya sebagai pengelola Taman Mini Showfarm. Rumahnya yang terletak tepat di sebelah taman membuatnya cukup mudah dalam menjalankan amanah sebagai pengelola taman dan merawat tumbuhan yang ada di sana.

Rahman, sapaan akrab pengelola taman tersebut, menyambut pengunjung dengan sangat ramah. Walau bapak kelahiran 1984 ini tidak cukup fasih menggunakan bahasa Indonesia, namun ia memahami apa yang orang-orang sampaikan. Senyumnya juga senantiasa mengembang.

Ditambah luasnya biar orang tidak cepat bosan, dikasih musala, ditambah jenis tanamannya.

Siapa pun yang datang akan betah dengan keramahan Rahman. Pengunjung yang menghabiskan waktu di sana bisa langsung berkeliling di taman, atau jika diinginkan mereka bisa dikawal oleh Rahman, untuk memberikan beberapa keterangan jika dibutuhkan.

Puluhan jenis tanaman tumbuh subur di daerah beriklim dingin ini. Selain berbagai jenis bunga, ada beberapa fasilitas yang melengkapi. Jika bosan berkeliling, pengunjung bisa duduk bersantai di Gazebo yang berada di sudut kiri taman.

landmarkLandmark Taman Mini Showfarm yang selalu diuber pengunjung untuk jadi latar selfie (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Ada tempat duduk juga di dekat air mancur yang posisinya tepat di depan land mark bertulis Taman Mini Showfarm. Spot inilah yang paling banyak diuber dan dijadikan tempat selfie karena ada semacam gerbang menarik berbentuk love di depannya. Dengan berpose di situ tentu pengunjung bisa mendapatkan hasil jepretan yang sangat indah.

Di bagian belakang tepatnya di sudut kanan ada semacam ruang khusus berwarna hijau. Ternyata di dalam sana adalah semacam penangkaran atau ruang inkubasi untuk bibit tanaman yang masih kecil. 

Bagi anak-anak juga jangan khawatir akan dihantui rasa bosan. Bukan hanya bunga-bunga indah yang berada di sana. Di bagian belakang dekat ruang inkubasi terdapat perosotan anak dan rumput hijau luas yang asyik untuk bermain kejar-kejaran. Ada juga ayunan untuk anak di bagian depan taman.

Merawat Bunga di Musim Kemarau

Sebanyak 42 jenis tanaman berada di sana. Di antaranya bunga Masamba, Mawar merah, Mawar putih, Lili putih, Lili biru, Pakis, Lavender, bunga Kembang Sepatu dan lain-lain. Selama musim kemarau yang panjang ini, Rahman mengaku memberikan perhatian lebih kepada bunga-bunga di sana.

Khususnya bunga Masamba. Ternyata, tidak semua bunga yang terdapat di daerah ketinggian bisa tumbuh subur. Beberapa bunga tertentu apabila tidak dirawat baik, akan mati seiring hawa panas yang menggerogotinya. "Bunga Masamba itu tidak tahan sama musim kemarau," kata Rahman kepada Tagar, Kamis 5 Desember 2019.

Selama musim kemarau ini, bunga yang besar dan berwarna biru itu membutuhkan perawatan yang hati-hati agar senantiasa mekar dengan indah. Beda halnya dengan Lili Biru. Bunga yang juga berwarna biru dengan bentuk yang lebih kecil ini, katanya cukup tahan dengan hawa panas musim kemarau.

Bunga Masamba itu tidak tahan sama musim kemarau.

Rahman biasanya hanya sesekali menyirami tanaman itu, apalagi di musim penghujan, namun selama musim kemarau ia membasahi bunga-bunga sebanyak dua kali sehari. Ia memanfaatkan mata air setempat, yang berjarak kurang lebih 3 kilometer dari taman.

masambaBunga Masamba, si Biru yang tak tahan dengan cuaca panas membutuhkan perawatan ekstra. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Ia pun menyirami tumbuhan tersebut dengan bantuan mesin air. "Selama kemarau, saya sirami tanaman itu dua kali sehari, pagi dan sore," kata Rahman.

Butuh Perhatian Pemerintah

Tempat ini dibangun sejak 2014. Menurut Rahman, pengunjung yang datang bukan hanya wisatawan domestik melainkan juga mancanegara. Oleh karena itulah, ia merasa taman yang luasnya tak lebih dari 2 hektar sangat membutuhkan perhatian lebih pemerintah.

Menurut dia, banyak yang harus dibenahi. "Ditambah luasnya biar orang tidak cepat bosan, dikasih musala, ditambah jenis tanamannya," tutur Rahman sewaktu ditanyai mengenai harapannya kedepan.

Menurut dia Taman Mini Showfarm layak mendapat perhatian lebih karena tempatnya bukan hanya sekadar untuk bersantai. Keberadaannya juga bisa menjadi media belajar yang baik. Terbukti, sampai hari ini beberapa sekolah mempercayakan liburan wisata edukasi atau pun study tour mereka di sana.

Beberapa mahasiwa peneliti juga sering datang melakukan penelitian di sana dan mereka menginap di rumah-rumah warga. "Tapi waktu terakhir kali ke sini pak bupati sudah janji, (untuk membenahi)," ujar pria berkumis itu

Setiap akhir pekan merupakan puncak membludaknya pengunjung. Tentu saja taman itu akan selalu dibanjiri pengunjung apalagi tarif masuknya tidak sampai menjebol kantong, hanya 5.000 rupiah per orang. []

Baca Juga:

Berita terkait
Kisah Haru Tukang Becak Bantaeng Melepas Rindu
Keinginan tukang becak lebih dari 10 tahun menunggu adanya lomba becak hias di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Sumur Tua Menyeramkan di Pabbineang Bantaeng
Sumur tua di Kecamatan Bantaeng, banyak cerita seram tentangnya. Namun, sumur tua itu juga menjadi sumber kehidupan warga setempat.
Jelang Natal, Polres Bantaeng Gelar Operasi Lilin
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan jelang Natal dan tahun baru, Polres Bantaeng akan menggelar operasi lilin.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.