BRA Batalkan Tour Damai Aceh, Kegiatan Tetap Lanjut

Meski batal, kegiatan touring motor gede terus berlanjut, namun tidak di bawah tanggung jawab Badan Reintegrasi Aceh (BRA).
Ilustrasi Motor Gede. (Foto: Tagar/Pixabay/Skeeze)

Banda Aceh - Setelah mendapat sorotan atau kritikan dari berbagai pihak, kegiatan touring motor gede (moge) dalam rangka memperingati 15 tahun damai Aceh yang digelar oleh Badan Reintegrasi Aceh (BRA) akhirnya dibatalkan. Meski batal, kegiatan ini terus berlanjut, namun tidak di bawah tanggung jawab BRA.

"Sesuai masukan dari berbagai elemen masyarakat terkait kegiatan touring tersebut, maka Sekretariat BRA selaku penanggung jawab administrasi keuangan memutuskan untuk membatalkan pelaksanaanya," kata Kepala Sekretariat BRA, Syukri pada Tagar, Kamis, 13 Agustus 2020.

Ia menjelaskan, sampai saat ini belum ada anggaran yang dicairkan untuk kegiatan touring itu. Kegiatan ini tetap akan berjalan sesuai dengan agenda yang telah ditentukan. Namun demikian, lanjutnya, pelaksanaan agenda tersebut tidak lagi terkait dengan BRA dan tidak masuk lagi dalam rangkaian peringatan Hari Damai Aceh.

Total anggaran yang kita alokasikan untuk peringatan hari Damai Aceh ke 15 ini berjumlah Rp 1,5 miliar.

“Peringatan Damai Aceh pada tahun ini kita isi dengan berbagai agenda, termasuk salah satunya yaitu acara touring. Namun demikian, dengan adanya berbagai masukan yang datang dari masyarakat, kami memutuskan untuk membatalkan,” ujar Syukri.

Syukri juga membantah sejumlah pemberitaan yang menyatakan jumlah anggaran yang dialokasikan untuk agenda touring bernilai Rp 305 Juta. Ia mengatakan, berdasarkan DPA Sekretariat BRA, anggaran yang dialokasikan sebenarnya berjumlah Rp 267. 813. 796, guna menyemarakkan peringatan Hari Damai Tahun 2020.

“Total anggaran yang kita alokasikan untuk peringatan hari Damai Aceh ke 15 ini berjumlah Rp 1,5 miliar. Dana tersebut kita gunakan untuk sejumlah rangkaian kegiatan, nantinya agenda puncak akan kita gelar di Meuligoe Wali Nanggroe Aceh pada tanggal 15 Agustus,” ujar Syukri.

Diberitakan sebelumnya, rencana touring motor gede (moge) dalam rangka memperingati 15 tahun damai Aceh mendapat sorotan dari berbagai pihak. Kegiatan ini digelar oleh Badan Reintegrasi Aceh (BRA).

Pemerintah Aceh bahkan mendukung kegiatan tersebut, meski sedang pandemi Covid-19. Dukungan ini diketahui dengan terbitnya surat dari Sekretariat Daerah nomor 330/11787 tertangal 7 Agustus 2020 yang ditandatangani Taqwallah.

Baca juga: Tour Moge 15 Tahun Damai Aceh Disorot

“Apa yang dilakukan Pemerintah Aceh dan BRA, kami nilai sangatlah tidak beretika,” ujar Rizki Ardial, mantan Presiden Mahasiswa UIN Ar-Raniry, Rabu, 12 Agustus 2020.

Menurut Rizki, perdamaian Aceh merupakan harapan besar masyarakat untuk dapat merasakan hidup lebih aman, damai dan sejahtera. Menurutnya, kondisi masyarakat Aceh sekarang belum sampai ke taraf tersebut, sehingga perlu perhatian pemerintah.

“Pemerintah Aceh harus berpikir bagaimana cara masyarakat Aceh dapat memperbaiki taraf hidup masyarakat terlebih dahulu bukan dengan hura-hura show motor mewah di atas penderitaan dan air mata korban konflik,” katanya. []

Berita terkait
Covid-19 di Aceh Melonjak, 72 Kasus Baru
Hingga saat ini jumlah kasus virus corona atau Covid-19 di Aceh menjadi 747 orang.
Karena Corona, Rumah Sakit Prime Tutup di Aceh
Akibat Corona, rumah sakit milik PT Pupuk Iskandar Muda itu, memilih untuk menutup sementara gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD).
HUT RI ke-75 di Aceh Tamiang Tanpa Karnaval
Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang hingga saat ini belum mengeluarkan surat imbauan atau edaran secara resmi terkait perayaan HUT RI ke-75.
0
Usai Terima Bantuan Kemensos, Bocah Penjual Gulali Mulai Rasakan Manisnya Hidup
Dalam hati Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9), sering muncul rasa rindu bisa bermain sebagaimana anak seusianya. Main bola, sepeda.