Lumajang - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mengantisipasi aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih saja terus terjadi. Berdasarkan data pos pengamatan gunung api (PGA) Semeru masih terjadi guguran awan panas sejauh 1,5 kilometer dari kubah ke arah curah kobokan.
Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Logistik BPBD Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo mengatakan pihaknya meminta kepada warga untuk mengantisipasi terjadinya guguran awan panas dan lahar dingin Gunung Semeru. Apalagi kemarin berdasarkan laporan PGA Semeru ada 7 kali letusan dan tujuh kali menyebabkan gempa tektonik.
Banjir lahar hujan ini membawa material vulkanik batu dan pasir di Sungai Bondeli Desa Sumber Wuluh Kecamatan Candipuro, Lumajang.
"Kami imbau warga untuk tidak melakukan aktivitas radius 1 hingga 4 Km pada sektor lereng selatan dan tenggara kawah Semeru. Saat ini status Semeru masih tetap waspada level II," ujarnya kepada Tagar saat dihubungi melalui selulernya, Minggu, 6 Desember 2020.
Selain itu, Wawan Hadi mengatakan potensi lahar dingin juga menjadi perhatian. Pasalnya, cuaca di puncak Gunung Semeru diguyur hujan sehingga menyebabkan banjir lahar dingin.
Baca juga:
- BPBD Jatim Antisipasi Erupsi Susulan Gunung Semeru
- BPBD Jatim Antisipasi Erupsi Susulan Gunung Semeru
- Tinjau Semeru, Khofifah Tambah EWS dan Keruk Material Erupsi
"Banjir lahar hujan ini membawa material vulkanik batu dan pasir di Sungai Bondeli Desa Sumber Wuluh Kecamatan Candipuro, Lumajang. Banjir warna kecoklatan ini terbawa air hujan dan mengalir ke sejumlah Daerah Aliran Sungai (DAS)," ucap dia.
Sebelumnya Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan sejumlah perencanaan strategis seperti penambahan sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS), memperbanyak panduan jalur evakuasi, hingga mengeruk sendimentasi material di aliran lahar erupsi Gunung Semeru. Ia mengaku berupaya untuk menginventarisir dampak bencana yang harus diantisipasi ke depan, hingga kondisi terkini aktivitas vulkanik Gunung Semeru.
"Semua harus termitigasi secara detail terutama yang terkait dengan potensi kebencanaannya, sehingga dapat diantisipasi secara komprehensif baik titik kumpul dan pengungsian, jalur evakuasi, saluran lahar dan sebagainya sehingga masyarakat terlindungi," ujarnya melalui keterangan tertulisnya kepada Tagar, Kamis, 3 Desember 2020.
Khofifah menyebutkan saat ini dibutuhkan adalah EWS benar dan cepat bagi masyarakat kawasan lereng Gunung Semeru. Sehingga menurut Khofifah dibutuhkan lebih banyak pihak yang mampu menyebarluaskan tentang peringatan dini erupsi.[]