Kudus - Banjir kembali mengenangi Desa Payaman, Kecamatan Mejobo dan Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Warga yang bosan berharap Pemerintah Kabupaten Kudus bisa membangunkan embung untuk mencegah bancana ini.
Eko Prasetyo, 43 tahun, warga Dukuh Karanganyar, Desa Payaman, mengaku sudah bosan dengan musibah banjir yang terjadi setiap kali hujan lebat datang. Walau air banjir tidak serta merta mematikan aktivitas warga.
Namun, air banjir yang menggenangi permukiman warga dan area persawahan membuat petani maupun peternak merugi.
"Di kawasan permukiman banjir tidak begitu dalam, paling sekitar 5 sampai 40 sentimeter. Banjir di sini dampak terbesarnya di area persawahan," katanya Senin, 1 Februari 2021.
Pria yang berprofesi sebagai petani ini mengaku, sawah di Dukuh Karanganyar, Desa Payaman, tak ubahnya lahan mati.
Sebab kelangsungan hidup tamanan di sana sangat bergantung dengan kondisi air di Sungai Jeratun.
Selain itu, saya rasa biaya pembuatan embung tidak begitu besar
"Setahun hanya ditanami sekali. Itu pun kalau berhasil. Kalau padi terendam banjir dan puso ya tidak menghasilkan apa-apa," ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya berharap Pemerintah Kabupaten Kudus bisa membuatkan embung di tepi Sungai Jeratun.
Selain untuk irigasi sawah warga, embung tersebut diharapkan dampat menampung limpasan air dari Sungai Jeratun hingga tidak membanjiri permukiman warga.
Baca juga:
- Banjir Kian Tinggi, Nenek Sakit di Goleng Kudus Mengungsi
- Banjir di Goleng Kudus 1,5 Meter, 130 Warga Mengungsi
Anggota Komisi D DPRD Kudus, Sandung Hidayat mengatakan dirinya akan mengusulkan pembangunan embung pada Pemerintah Kabupaten Kudus melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).
"Tahun lalu sudah pernah ada pembahasan mengenai wacana tersebut. Tapi kami belum tahu kelanjutannya. Nanti akan kami follow-up," ungkap Sandung, di tengah-tengah acara pembagian sembako bagi korban banjir di Dukuh Karanganyar, Desa Payaman.
Menurutnya, pembuatan embung ini akan membawa dampak besar bagi sektor pertanian di Kecamatan Mejobo dan Undaan.
Pasalnya pada musim penghujan embung bermanfaat untuk menampung air limpasan sungai dan menyelamatkan permukiman penduduk dari banjir. Sementara di musim kemarau, air embung pastinya dibutuhkan untuk irigasi sawah.
"Selain itu, saya rasa biaya pembuatan embung tidak begitu besar. Soalnya tanah di sekitar Sungai Juwana merupakan lahan mati yang harganya murah," tuturnya.[]