BNPB: Tahapan Peringatan Dini Erupsi Merapi Telah Terpenuhi

BNPB menilai semua tahapan munculnya peringatan dini erupsi Gunung Merapi telah terpenuhi. Apa saja tahapannya?
Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Lilik Kurniawan didampingi Kepala BPBD Kabupaten Magelang Edi Susanto, menjelaskan tahapan peringatan dini erupsi Gunung Merapi di pos pengamatan Babadan, Minggu, 15 November 2020. (Foto: Tagar/Solikhah Ambar Pratiwi)

Magelang - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan semua tahapan peringatan dini erupsi Gunung Merapi telah terpenuhi. Terdapat empat kuadran yang menjadi bagian peringatan dini tersebut.

"Hari ini saya datang ke pos pengamatan Gunung Merapi di Babadan hanya ingin memastikan kesiapsiagaan terkait kemungkinan erupsi Merapi sudah dijalankan di Kabupaten Magelang ini. Saya ingin menjelaskan sedikit mengenai early warning system, peringatan dini yang ada di Merapi jadi kita menggunakan 4 kuadran sekarang ini," jelas Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Lilik Kurniawan, saat meninjau Pos Pengamatan Merapi Babadan, Minggu, 15 November 2020.

Lilik menyebutkan, kuadran pertama adalah bagaimana memahami risiko merapi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) sudah mengimplementasikan hal itu dengan peta KRB I hingga KRB III.

"KRB ini adalah tahap pertama, jadi kita nanti harus tahu kita sekarang ini ada di KRB berapa. BNPB saat ini sudah membuat aplikasi inaris personal berbasis data dari PVMBG dan BPPTKG. Semua orang bisa membuka aplikasi tersebut dan bisa tahu di posisi mana, apakah KRB atau di tempat aman," terang Lilik.

Jadi peringatan dini itu harus utuh, bisa menjelaskan empat kuadran tadi, empat tahapan tadi.

Kuadran kedua adalah monitoring dan analisis data. Menurut Lilik, elemen juga sudah terpenuhi dengan adanya data-data di pos pengamatan Gunung Merapi di Babadan.

"Jadi BPPTKG membuat pos ini, mengamati setiap hari setiap saat, detik demi detik, sehingga kita mendapatkan data-data yang valid. Data itu kemudian dianalisis oleh BPPTKG menjadi informasi, nah informasi inilah yang kemudian namanya disiminasi informasi," ucapnya. 

Menurut dia, disiminasi informasi ini kemudian disampaikan ke daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi, BPBD kabupaten kota, dan kepada masyarakat. Tahapan ini bagian dari kuadran ketiga dan telah dilakukan. 

Baca juga: 

Kemudian kuadran yang keempat, yakni memastikan masyarakat mengambil tindakan usai menerima disiminasi informasi. Yaitu dengan menyelamatkan diri dan pergi ke tempat aman.

"Nah untuk pergi ke tempat aman ini tugasnya dari BPBD. Sudah menyiapkan tempat evakuasinya ada di mana, jalur evakuasinya lewat mana, rambu-rambunya sudah dipasang, latihan sudah dilakukan, inilah peringatan dini yang kita inginkan," urainya.

"Jadi peringatan dini itu harus utuh, bisa menjelaskan empat kuadran tadi, empat tahapan tadi. Jadi kedatangan saya ini memastikan 4 tadi sudah dilakukan," pungkas Lilik. []

Berita terkait
ICW Sebut BNPB Tak Transparan, Satgas Bongkar Penggunaan Dana Covid-19
Jubir Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito membongkar penyerapan anggaran corona yang digelontorkan pemerintah ke BNPB, usai disori ICW.
Rincian Bantuan BNPB Penanganan Abrasi di Padang Sumbar
BNPB menyalurkan bantuan sebesar Rp 19 miliar untuk penanganan bencana abrasi di 4 pantai di Kota Padang, Sumatera Barat.
Kementerian PPPA dan BNPB Susun Protokol Kesehatan Keluarga
Kemen PPPA bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyusun protokol kesehatan keluarga.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.