BNPB Minta Warga Utamakan Jiwa Dibanding Harta

Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo berharap warga korban banjir di Jabodetabek mengutamakan keselamatan jiwa dibandingkan harta.
Direktur Sabhara Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ngajib mengevakuasi jenazah warga Cipinang Melayu bernama M.Ali (82) yang meninggal saat banjir menerjang kediamannya di Jakarta Timur, Rabu, 1 Januari 2020. (foto: Antara/HO-Polda Metro Jaya/aa).

Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Kamis malam, 2 Januari 2019, pukul 21.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) berjumlah 30 orang. 

"Data tersebut dikumpulkan oleh BNPB dari pusat krisis Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, BPBD, TNI, Polri dan sumber lainnya," kata Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis malam. 

Korban meninggal dunia terbanyak di Kabupaten Bogor yakni 11 orang, kemudian Jakarta Timur tujuh orang, Kota Bekasi dan Kota Depok masing-masing tiga orang.

Kemudian Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Kabupaten Bekasi, Kota Bogor dan Kota Tangerang masing-masing satu korban jiwa. 

Baca juga: Korban Banjir Bandang dan Longsor di Lebak 2.000 KK

Pengungsi Lebak Banten

Salah seorang warga Lebak, Banten, dievakuasi dari banjir bandang pada Rabu, 1 Januari 2020. (foto: Tagar/Moh Jumri).

 BNPB: Utamakan keselamatan jiwa terlebih dahulu dibanding harta.

Terkait penyebabnya, 17 orang meninggal dunia akibat terseret arus banjir, lima tertimbun longsor, lima orang tersengat listrik, dan tiga orang mengalami hipotermia. 

Dia mengatakan sebagai tindaklanjut rapat koordinasi penanganan bencana banjir Jabodetabek, semua pihak terkait harus berkoordinasi dan saling bersinergi. 

Hal itu ditujukan agar memudahkan sinkronisasi dan validasi data korban bencana banjir. 

BanjirWarga berjalan melewati banjir di Perumahan Ciledug Indah, Tangerang, Banten, Kamis (2/1/2020). Banjir tersebut disebabkan jebol dan meluapnya kali angke. (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)

Baca juga: Komentar Jokowi Mengenai Banjir Jabodetabek

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga telah menyatakan bahwa hujan deras masih akan berlangsung hingga 10 Januari 2020. 

Untuk menghindari bertambahnya korban jiwa, BNPB mengimbau agar warga yang rumahnya masih terendam cukup dalam dan masih bertahan di rumah, agar segera mengevakuasi diri ke tempat lebih aman.

"Utamakan keselamatan jiwa terlebih dahulu dibanding harta," ujar dia dilansir Antara

Secara umum, banjir yang melanda wilayah Jabodetabek dipicu oleh hujan deras sejak Selasa sore 31 Desember 2019. Menurut data yang dihimpun BNPB per 1 Januari 2020, lebih dari 31 ribu orang mengungsi dari rumahnya. 

Sebelumya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa persoalan banjir yang terjadi di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor dan berbagai daerah lainnya harus diselesaikan dengan kerja sama pemerintah pusat dan daerah. 

"(Persoalan banjir) ini harus dikerjakan bersama-sama. Pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten atau kota semuanya bekerja sama dalam menangani ini," kata Presiden Jokowi. []

Berita terkait
Pilu Warga Jakarta Rumah Ditelan Banjir Air Ciliwung
Pengungsi banjir Jakarta ini pilu, menceritakan rumah ditelan luapan Sungai Ciliwung hingga hanya menyisakan atap genteng.
ACT Terapkan Total Disaster Tangani Banjir Jakarta
Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) melakukan aksi tanggap darurat menangani korban yang terdampak banjir di wilayah Jabodetabek.
Jokowi Beberkan 4 Lokasi Banjir Terparah di Jakarta
Presiden Jokowi mengatakan banjir terparah di Jakarta terdapat di empat lokasi.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.