Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan banjir terparah di Jakarta terdapat di empat lokasi yang bertetangga langsung dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Krukut, Sungai Ciliwung, Sungai Cakung, dan Sungai Sunter.
Dalam akun resmi Facebooknya, @PresidenJokoWidodo, Jokowi meminta semua pihak segera bersinergi menangani masalah banjir tersebut. Sejumlah alat seperti pompa, karung pasir, bronjong dan tanki air di kawasan dan prasarana publik terdampak segera difungsikan.
Jokowi menyebut pembangunan prasarana pengendalian banjir pada keempat sungai itu sudah terkendala sejak tahun 2017 karena masalah pembebasan lahan.
"Program Pengendalian Banjir Sungai Ciliwung misalnya, sudah ditangani 16 kilometer dari rencana keseluruhan 33 km," tulis Jokowi dalam akun Facebooknya, Kamis, 2 Januari 2020.
Masyarakat setempat telah menyetujui pemanfaatan lahan untuk kelanjutan pembangunan sudetan.
Lebih lanjut, di hulunya sedang dilaksanakan pembangunan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi dengan kemajuan pembebasan tanah di atas 90 persen dan perkembangan pembangunan fisik mendekati 45 persen. "Kedua bendungan tersebut direncanakan selesai pada akhir 2020," ucap Jokowi.
Sementara itu, kata Jokowi, percepatan pelaksanaan Sudetan Sungai Ciliwung dari Sungai Ciliwung ke Sungai Cipinang, sedang berlanjut.
"Masyarakat setempat telah menyetujui pemanfaatan lahan untuk kelanjutan pembangunan sudetan sepanjang 600 meter dari keseluruhan 1.200 meter," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2014 tersebut.
Sebelumnya Jokowi juga meminta agar banjir di Jakarta dapat segera ditangani. Selain di Ibu Kota, Jokowi mengimbau seluruh pihak turun tangan mengatasi musibah yang menlanda Jabodetabek di awal tahun 2020 ini.
"Ini harus dikerjakan bersama-sama, pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, pemerintah kota semuanya bekerja sama dalam menangani ini," kata Jokowi di gedung Bursa Efek Indonesia, jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis, 2 Februari 2020.
Dia menjelaskan, penyebab dari banjir yang telah melanda Jabodetabek disebabkan karena beberapa faktor. Salah satunya, kata Jokowi ialah faktor kebersihan masyarakat yang selama ini diabaikan.
"Karena ada yang disebabkan oleh kerusakan ekosistem, kerusakan ekologi, yang ada tapi juga ada yang memang karena kesalahan kita yang membuang sampah dimana-mana banyak hal," ucap Jokowi. []