Lhokseumawe – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun I Sultan Iskandar Muda merilis laporan, wilayah Provinsi Aceh sudah mulai memasuki puncak musim kemarau dan diimbau agar tidak membuka lahan dengan cara membakar.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun I Sultan Iskandar Muda, Zakaria mengatakan, meskipun memasuki puncak musim kemarau, sebagian wilayah Aceh masih berpotensi terjadinya hujan.
“Pada tahun ini, wilayah Aceh memasuki kemarau basah. Meskipun telah terjadi puncak musim kemarau, maka masih ada potensi terjadinya hujan dalam intesitas ringan di beberapa wilayah,” ujar Zakaria, Sabtu, 15 Agustus 2020.
Apabila membuka lahan dengan menggunakan metode membakar, maka bisa menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Zakaria menambahkan, suhu udara diwilayah Aceh saat sekarang ini mencapai 34 derajat celsius dan selama dua hari ke depan, diperkirakan bisa bertambah menjadi 35 derajat celsius, karena tidak terjadinya hujan sama sekali.
Dengan memasuki puncak musim kemarau tersebut, masyarakat diimbau agar tidak membukan lahan dengan metode membakar, apabila ingin membuka lahan maka guna cara yang ramah lingkungan.
“Apabila membuka lahan dengan menggunakan metode membakar, maka bisa menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan, sehingga bisa menimbulkan terjadinya titik-titik panas,” tutur Zakaria.
Baca juga:
Tambahnya, apabila sudah menimbulkan titik panas, maka bisa menyebabkan terjadinya kabut asap, yang tentunya akan merugikan masyarakat dan juga sangat berbahaya bagi kesehatan.
“maka kami mengimbau agar saling menjaga dan tidak membakar lahan secara sembarangan, akibat cuaca yang cukup panas, lahan-lahan gambut menjadi kering dan sangat mudah terbakar. Dengan puntung rokok saja bisa membakar sejumlah lahan itu,” kata Zakaria. []