Pinrang - Sejumlah orang tua siswa meminta kepala SD Negeri 187 Pinrang mundur dari jabatannya. Pasalnya, perilaku Armi Arifin sebagai kepala sekolah tidak mencerminkan tenaga pendidik.
Armi dinilai tidak mencerminkan sebagai pendidik yang seharusnya memiliki perilaku yang bisa dicontoh. Banyak orang tua siswa yang mengeluhkan perilakunya yang kasar dan semena-mena. Kepala sekolah juga memerintahkan guru menjual barang kepada murid.
Salah seorang guru mengatakan, selama tiga tahun kepemimpinan Armi selaku kepala SD, suasana di sekolah membuat para guru merasa tidak nyaman. Mereka dipaksa menjual dagangan kepala sekolah kepada murid.
Untuk penataan sekolah seperti kebutuhan cat dibebankan pada guru. Bahkan untuk alat tulis saat kami mengajar, kami yang harus membeli dengan uang kami sendiri
"Kami para guru dipaksa berjualan ke murid. Yang kami jual adalah dagangan kepala sekolah. Kami ditarget hingga Rp 200 ribu per hari. Kalau tidak mencapai target, dia akan marah-marah," kata seorang guru yang meminta namanya tidak disebutkan.
Tak hanya itu, sambungnya, sebagian besar guru tidak pernah dibekali fasilitas mengajar. Padahal, dana BOS seharusnya bisa memenuhi kebutuhan dan peningkatan kapasitas guru saat proses belajar mengajar.
"Untuk penataan sekolah seperti kebutuhan cat dibebankan pada guru. Bahkan untuk alat tulis saat kami mengajar, kami yang harus membeli dengan uang kami sendiri," kata dia lagi.
Atas kondisi tersebut, beberapa guru mengancam mogok mengajar. Para orang tua murid pun tak ingin guru mogok mengejar. Mereka memilih mengadukan hal tersebut kepada Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pinrang.
Salah satu orang tua, Naima, mengatakan perilaku kepala SD tersebut sudah tidak mencerminkan sebagai seorang pendidik. Bila murid dipaksa membeli barang, ini tentu merugikan.
"Maka itu kami dari orang tua murid mendesak dinas terkait untuk melengserkan Kepala SDN 187 dari jabatannya," ujar Naima, Selasa 7 Oktober 2019.
Kerika dikonfirmasi, Armi membantah semua tuduhan yang diarahkan padanya. Bahkan dia menuding ada pihak tertentu yang tidak suka dengan kepemimpinannya sehingga mau dilengserkan.
"Mungkin karena saya terlalu tegas dan para guru tidak bisa mengikuti. Tapi saya tidak melakukan seperti yang mereka tuduhkan. Saya hanya ingin yang terbaik buat sekolah kami," ujar Armi saat dihubungi Tagar.
Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar Dinas PK Pinrang Muzakkir mengatakan akan menindaklanjuti persoalan tersebut. Kisruh di sekolah tersebut, kata dia, bahkan telah dilaporkan ke Bupati Pinrang Irwan Hamid.
"Instruksi bupati, agar kondisi tersebut segera dinetralisir supaya tidak mempengaruhi proses belajar mengajar dan tidak merugikan para murid," ujar Muzakkir.
Agar proses belajar tetap berjalan, Muzakkir menambahkan, untuk sementara kepemimpinan di SDN 187 Pinrang diambil alih dinas terkait. Dinas pun menempatkan pengawas SD Kecamatan Watang Sawitto sebagai pejabat sementara kepala sekolah.
"Yang bersangkutan kebetulan tengah mengikuti pelatihan di Kota Parepare selama sepekan. Setelah itu kami proses. Dan jika terbukti, tuntutan para guru akan ditindaklanjuti dengan mencopot yang bersangkutan," kata dia. []
Baca juga:
- Anak Kepala Sekolah di Pinrang Sulsel Mengancam Guru
- Satu Tahun Siswa SDN 47 Pinrang Belajar di Lantai
- ACT Sumbang Daging Kurban Kampung Mualaf di Pinrang