Berita Hoaks Pengaruhi Masyarakat Bertindak Berlebihan

Menurut sosiolog Kampus IUT Makassar Anshar Aminullah, fenomena pengambilan jenazah Covid di Makassar karena banyaknya berita hoaks di Medsos.
Sosiolog sekaligus peneliti ISS Anshar Aminullah. (Foto: Tagar/Dok. Anshar Aminullah)

Makassar - Sepekan terakhir marak terjadi pengambilan jenazah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) virus Corona oleh pihak keluarga di rumah sakit rujukan di Kota Makassar. Kejadian pengambilan jenazah dilakukan secara paksa dan secara bergerombol.

Sosiolog Universitas Indonesia Timur Anshar Aminullah mengatakan peristiwa pengambil paksaan jenazah PDP Corona adalah karena merebaknya berita yang tak bisa dipertanggung jawabkan keasliannya di media sosial yang berbanding lurus dengan tak kompakannya pemerintah propinsi dan kota Makassar dibeberapa kebijakan dalam penanganan virus Corona atau Covid-19.

Hal ini besar kemungkinan lahir dari respon masyarakat pada situasi lingkungan yang tak menentu, isolasi sosial dan kesulitan ekonomi.

“Menjadi ironi memang, saat beberapa daerah lain terlihat kompak antara pemerintah, tenaga medis dan masyarakat dengan mencoba membangun sinergitas memerangi Corona. Justru kita di Sulsel seminggu ini marak dengan pengambil paksaan jenazah oleh para keluarga,” kata Ansar, Senin, 8 Juni 2020.

Ia menyebut ada gejala sosial berkurangnya rasionalitas instrumental masyarakat, dimana tak sedikit masyarakat kita di Sulsel ini enggan bahkan menolak mengikuti panduan penanganan standar bagi Covid-19 tanpa memperhatikan efisiensi dan efektivitas dan efek jangka panjangnya.

“Hal ini besar kemungkinan lahir dari respon masyarakat pada situasi lingkungan yang tak menentu, isolasi sosial dan kesulitan ekonomi,” ujarnya.

Ansar menambahkan, dibeberapa pemberitaan yang beredar dimana Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah yang kerap kali menegur Pejabat Wali Kota Yusran dalam hal penanggulangan pandemi ini, meskipun maksudnya bagus namun masyarakat justru melihat ketakseriusan dalam melandaikan kurva wabah ini.

“Masyarakat cenderung lebih memilih tindakan tradisional yang terpaksa dilakukan, oleh karena ketidakpercayaan mereka pada keseriusan pemerintah. Pada akhirnya terjadi efek domino, tenaga medis yang kemudian menjadi korban dari lemahnya pemerintah kota dan Propinsi menyingkapi hal ini,” tambahnya.

Pengambil paksa Jenazah lanjut Ansar berpotensi besar menjadi penyumbang massif Positif Covid-19 baru di Sulsel, dan mereka melakukannya justru menjadi sebagai sinyal awal kegagalan total pemangku kebijakan dalam memberikan rasa aman bagi rakyatnya dibeberapa bulan kedepan.

“Pemerintah Propinsi dan Kabupaten/ Kota mesti cermat melihatnya,” jelas Ansar. []

Berita terkait
Anak Jenazah Diambil Paksa di Makassar Positif Corona
Anak dari jenazah yang diambil paksa dan dibawa kabur oleh sejumlah orang dari Rumah Sakit Labuang Baji Makassar ternyata positif Covid-19.
Jenazah Dibawa Kabur di Makassar Positif Corona
Jenazah PDP Covid-19 yang dibawa kabur keluarganya beberapa hari lalu dari RS Labuang Baji Makassar positir terinfeksi Virus Corona.
Jenazah PDP Diambil, Polisi Perketat Jaga RS di Makassar
Buntut pengambilan paksa jenazah PDP Covid-19 di RS Labuang Baji Makassar kini polisi perketat penjagaan rumah sakit.