Beras Sigupai Mulai Langka di Abdya

Beras Sigupai merupakan ikon atau simbol Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) Aceh
Salah satu jenis beras yang mirip dengan beras Sigupai. (Foto: Tagar/Syamsurizal)

Aceh Barat Daya - Beras Sigupai merupakan ikon atau simbol Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) Aceh. Kabupaten ini disebut dengan “Bumi Breuh Sigupai”. Padi merupakan varietas lokal asal kabupaten itu. Nama beras ini tentu tidak asing lagi bagi warga setempat.

Meski demikian, ternyata sangat sulit mencari beras Sigupai di kabupaten itu. Sejumlah toko di pusat Kota Blangpidie tidak menjual beras yang memiliki rasa khas dan harum yang tidak dimiliki oleh jenis padi lain.

Fakhrul, seorang pedagang beras di pusat kota Blangpidie mengaku beras ini memang langka di Abdya. Walau memang ikon daerah, tapi beras jenis ini susah untuk didapat lantaran jarang petani mau menanam padi jenis ini.

“Tidak ada beras itu (Sigupai). Tidak tahu di mana ada yang menjual. Petani jarang menanamnya,” kata Fakhrul, Selasa 3 Desember 2019 di Blangpidie.

Dia mengatakan, dalam sekali panen dia hanya mendapat pasokan beras sigupai sebanyak 30 kilogram. Itupun dibawa langsung oleh petani ke tokonya. ”Pernah jual, saya berani ambil cuma 30 kilogram saja. Dibawa oleh petani ke sini,” ucapnya.

Tidak tahu di mana ada yang menjual. Petani jarang menanamnya.

Harga padi Sigupai memang terbilang mahal harganya. Untuk satu kilogram padi jenis ini dijual dengan harga Rp 30 sampai 35 ribu. Padi ini sering dibeli oleh warga luar Abdya sebagai oleh-oleh.

“Warga lokal jarang mengkonsumsi beras ini. Kebanyakan dibeli oleh warga luar untuk oleh-oleh. Harganya juga mahal,” katanya.

Ditemui di Blangpidie, Anita, warga asal Banda Aceh mengaku sulit mencari oleh-oleh lokal Abdya untuk dibawa pulang ketika sedang berada di daerah itu. Tidak hanya beras Sigupai saja, namun juga produk-produk lokal kabupaten setempat.

“Toko oleh-oleh khas kabupaten ini tidak ada di pusat kota Blangpidie. Sulit nyari itu di sini,” ujar Anita yang saat itu baru saja menyelesaikan pekerjaan di Abdya.

Menurut dia, pemerintah daerah setempat seharusnya memikirkan tempat atau sebuah toko yang menjual produk khas daerah, dengan begitu warga luar sudah tau di mana mencari produk lokal untuk dijadikan oleh-oleh. Katanya, hal ini juga penting untuk terus memupuk semangat masyarakat setempat berkreasi menciptakan produk-produk lokal.

“Dengan adanya toko, tentu akan banyak kreasi-kreasi yang tercipta di masyarakat, sebab sudah ada pasarnya atau toko,” ujar dia.

Warga Abdya, Fahmi, juga menyarankan hal yang sama. Pemerintah daerah ini diminta untuk membuat sebuah toko yang menjual semua produk-produk khas daerah. Hal ini juga dapat mendongkrak perekonomian masyarakat.

“Saya yang putra daerah juga sulit cari beras ini, padahal ikon daerah. Pemerintah atau siapapun yang punya modal saya pikir sangat layak membuat sebuah toko produk lokal,” katanya. []

Baca juga: 

Berita terkait
4.783 Pendaftar CPNS Abdya, Satu Formasi Kosong
Jumlah pendaftar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Aceh sebanyak 4.783.
Harga Durian di Abdya Mulai Rp 10 Ribu
Masyarakat di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) lebih memilih durian lokal dari pada durian dari luar daerah.
Warga Abdya Tangkap Pencuri Kotak Amal di Musala
Pria asal Kabupaten Aceh Selatan, Aceh itu ditangkap warga karena kedapatan mencuri uang dalam kotak amal di salah satu musala di Abdya, Aceh.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.