Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy sampaikan dukungannya terhadap upaya pengembangan riset dan inovasi di saat pandemi khususnya bidang kesehatan.
"Pandemi ini juga menjadi berkah dalam mendorong pengembangan teknologi dalam negeri. Kalau tidak ada Covid-19 belum tentu kita bisa menyongsong era yang sangat mencerahkan ke depan," ucapnya
Muhadjir menyampaikan vaksin merupakan salah satu inovasi yang tengah dikembangkan oleh sejumlah lembaga penelitian pemerintah maupun non pemerintah. Target dari vaksinasi Covid-19 adalah untuk herd immunity atau kekebalan kelompok.
"Untuk bisa mengatasi pandemi ini dengan baik, kita perlu vaksin. Betul sudah banyak vaksin yang diuji coba dan dikembangkan di luar, tapi Indonesia dengan negara dengan penduduk 270 juta itu harus mandiri di dalam pengembangan dan penyediaan vaksin. Karena itu kami sudah memulai vaksin merah putih yang menggunakan isolat virus yang sudah beredar di Indonesia, di mana pengembangan bibit vaksinnya dilakukan oleh beberapa universitas," ucap Bambang Brodjonegoro selaku Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional.
Muhadjir melanjutkan, nantinya vaksinasi Covid-19 tidak harus dilakukan kepada semua orang. Menurut acuan standar WHO, vaksinasi hanya dilakukan terhadap 70% dari populasi dengan asumsi wilayah tersebut semuanya terpapar.
"Intinya presiden pesan betul untuk hati-hati di dalam pemanfaatan vaksin hasil inovasi dalam negeri ini. Harus cepat tapi tidak boleh grasah-grusuh, harus dihitung betul termasuk by name by address-nya," ucap Muhadjir saat menjadi narasumber acara PrimeTalk Live Metro TV pada Senin 19 Oktober 2020.
Pada kesempatan itu juga, Bambang menyampaikan sudah ada sebanyak 61 produk inovasi yang dikembangkan untuk menanggulangi Covid-19.
Inovasi lain seperti alat rapid test telah diproduksi hingga 350 ribu unit per bulan dan perkirakan sampai 1 juta unit per bulan di akhir tahun. Kemudian, mesin PCR berkerja sama dengan Bio Farma sudah dapat menghasilkan kapasitas 1,4 juta per bulan.
Pemerintah juga sudah mendistribusikan mobile Lab-BSL 2 dengan kapasitas 600 spesimen permobil tersebar di beberapa RS daerah atau RS TNI, juga ventilator buatan anak negeri yang di distribusikan ke 1.000 lebih RS rujukan.
"Kita berupaya mendorong inovasi di segala aspek dari penanganan Covid-19. Mulai dari testing karena testing ini sangat critical, kemudian mengenai penanganan pasien utamanya ventilator yang masih sangat dibutuhkan di berbagai RS. Karena itu kita dorong ventilator jadi salah satu fokus inovasi," jelasnya
Menurut Bambang, inovasi juga dilakukan di luar alat kesehatan. Untuk obat di Indonesia saat ini banyak mengembangkan terapi seperti plasma konvalesen dengan menggunakan darah orang sembuh dari Covid-19 juga yang masih dalam tahap penelitian dan mulai uji coba yakni dengan stem cell guna mengganti paru-paru yang rusak. []
Baca juga:
- Menko PMK Dukung Pengembangan Obat Herbal di Masa Pandemi
- Menko PMK Dukung Produksi Jamu Lokal dan Pelaku UMKM