Benarkah Corona Dimasukkan ke Tubuh Lewat Rapid Test

Pesan berantai WhatsApp tentang virus corona Covid-19 yang sengaja dimasukkan ke tubuh masyarakat melalui rapid test (test cepat).
Ilustrasi Virus Corona atau Covid-19. (Foto: Pixabay/Syaibatulhamdi)

Jakarta - Beredar informasi di Facebook dan pesan berantai WhatsApp tentang virus corona Covid-19 yang sengaja dimasukkan ke tubuh masyarakat melalui rapid test (test cepat). 

Pesan itu mengklaim tindakan itu sengaja dilakukan agar masyarakat tidak dapat bergerak dan pemerintah dapat bertindak semena-mena demi kepentingannya. 

Berikut narasi lengkap pesan tersebut: 

"KACAU KACAU KACAU KACAU APAKAH REZIM INI SENGAJA" Ini berita A1 karena ada ling Media yg mempertanggungjawabkan informasi yaitu www.viva.co.id.

Rezim dengan sengaja tiap daerah diciptakan Zona merah agar masyarakat tidak bisa befarak dan tidak ada gerakan. 

Setiap ada yang positip passti dinyatakan Zona merah, sehingga yg masyarakat yang tadinya negatip diupayakan untuk menjadi positip dengan cara memasukan covid-19 ke tubuh masyarakat melalui Rapid Test dengan dalih tes kesehatan

Ketika masyarakat tidak bisa bergerak dan tidak ada gerakan maka Rezim akan semena mena bertindak untuk kepentingan kelompoknya." 

Pesan tersebut juga menyertakan tautan berita milik Vivanews dengan judul "Kacau, Alat Rapid Test China Bikin Orang Negatif Jadi Positif Corona" yang dipublikasikan pada 7 Mei 2020. 

Benarkah virus penyebab Covid-19 sengaja dimasukkan ke dalam tubuh masyarakat melalui rapid test?

Hoaks
Tangkapan layar informasi hoaks yang menyatakan Covid-19 sengaja dimasukkan ke tubuh manusia lewat rapid test. (Foto: Antara/Kominfo)

Cek Fakta

Dalam berita Vivanews berjudul: Kacau, Alat Rapid Test China Bikin Orang Negatif Jadi Positif Corona, tidak ada satu paragraf pun yang menyatakan virus penyebab COVID-19 sengaja dimasukkan ke manusia lewat rapid test.

Padahal berita tersebut memuat informasi tentang 443 warga di Banjar Serokadan di Desa Abuan, Bangli, Bali dinyatakan positif setelah diuji dengan rapid test. 

Namun setelah dilakukan uji PCR, sebagian warga itu yang dinyatakan positif oleh rapid test ternyata 275 orang dinyatakan negatif Covid-19. Sedangkan sisanya sedang menunggu hasil uji swab. 

Juru Bicara Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyatakan informasi yang tersebar di media sosial Facebook dan WhatsApp itu sebagai informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan atau berita bohong alias hoaks.[]

Berita terkait
Mengenal Rapid Test dan Swab Test untuk Covid-19
Masyarakat awam belum banyak mengetahui dua perbedaan tes coronavirus, yaitu rapid test dan swab test. Berikut penjelasannya.
Cara Mengenali Teknik Rapid Test yang Benar
Jika pemeriksaan rapid test kurang tepat, maka nanti hasilnya false negatif. Artinya seseorang yang di rapid test seolah-olah hasilnya negatif.
Fakta atau Hoaks Alfamart Menyumbang 6.000 Kupon
Beredar di WhatsApp yang mencatut nama Alfamart yang menyebut memberikan kupon senilai dua juta rupiah bagi 6.000 pelanggannya.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.