Cara Mengenali Teknik Rapid Test yang Benar

Jika pemeriksaan rapid test kurang tepat, maka nanti hasilnya false negatif. Artinya seseorang yang di rapid test seolah-olah hasilnya negatif.
Alat yang digunakan untuk melakukan rapid test, Banda Aceh, Minggu, 19 April 2020. (Foto: Tagar/Ahmad Mufti)

Surabaya - Masyarakat harus paham dan mengerti cara rapid test yang benar untuk mendapatkan hasil yang tepat dan akurat. Jika rapid test yang dilakukan di suatu tempat tekniknya tidak tepat, bisa jadi hasil rapid test itu false negatif (salah) karena tekniknya kurang tepat.

Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sidoarjo, dr Benjamin Kristianto MARS mengatakan, di tengah pandemi covid-19 tidak memungkiri maraknya pemeriksaan rapid test di beberapa tempat. Produk rapid test ini diimpor dari mancanegara, salah satunya dari China dan Korea. Tiap produk ini memiliki Kualitas yg berbeda-beda.

Benjamin menjelaskan, jika pemeriksaan rapid test kurang tepat, maka nanti hasilnya false negatif. Artinya seseorang yang di rapid test seolah-olah hasilnya negatif. Padahal teknik pemeriksaan yang salah.

Berarti saya bisa kemana-mana, bisa ngumpul, saya sudah bisa guyonan, malah itu bisa membuat penyebaran.

Dampak dari hasil rapid test yang false negatif akan menjadikan seseorang tersebut merasa tidak terinfeksi virus Corona. Seseorang itu akan merasa percaya diri dan bangga berkumpul dengan orang banyak. Padahal dia justru carier yang menyebarkan virus ke orang sekitarnya.

"Karena dianggapnya negatif. Oh saya sudah periksa hasilnya negatif, aman. Berarti saya bisa kemana-mana, bisa ngumpul, saya sudah bisa guyonan, malah itu bisa membuat penyebaran," kata Benjamin, dikonfirmasi Tagar, Sabtu, 25 April 2020.

Ketua DPD Kesehatan Indonesia Raya (Kesira) Jatim ini menegaskan, seseorang yang merasa hasil rapid test negatif, padahal sebenarnya positif covid-19. Kemudian hari orang itu bisa mendadak merasakan sesak nafas berat dan tak sadarkan diri. Hal inilah yang menyebabkan tingginya angka kematian.

Pemilik RS Sheila Medika, Juanda, Sidoarjo ini menerangkan bahwa teknik rapid test yang benar adalah tidak langsung menggunakan darah segar (fresh Whole blood)

Artinya darah segar yang diambil tidak langsung diteteskan ke alat rapid test. Tetapi pemeriksaan sebaiknya menggunakan serum atau plasma. Mengingat antibodi yang diperiksa itu adalah immunoglobulin G (IgG) dan Immunoglobulin M (IgM). "Dilihat apakah sudah ada Immunoglobulin G/ M, antibodi untuk melawan virus. Itu yang diperiksa," tuturnya.

Anggota DPRD Jatim ini menjelaskan, IgG dan IgM sebenarnya tidak ada di seluruh darah. Tetapi antibodi ini ada di plasma atau serum tersebut. "Darah itu terdiri dari sel darah dan cairan plasma atau serum. Antibodi itu tidak ada di sel. Tetapi adanya di plasma atau serum," katanya.

Benyamin menegaskan, saat meneteskan darah segar itu pada alat rapid test akan tertutup oleh sel sehingga tingkat plasma berkurang atau tidak bisa menyerap. Meskipun nanti ditetesi deluent/buffer atau tetesan untuk mencairkan.

"Berarti kadarnya berkurang. Lha kadarnya kurang ini menyebabkan seolah-olah negatif. Padahal bukan negatif tetapi kadar yang digunakan untuk mengetes antibodi tersebut kurang banyak," ujarnya.

Benyamin menyebut teknik rapid test yang lebih tepat adalah mengambil darah itu lalu dilakukan sentrifugasi (diputar dengan alat) dengan kecepatan tinggi sehingga terpisahlah antara sel dengan plasma.

Kemudian plasma yang diambil bisa diteteskan ke alat rapid test, sehingga kandungan immunoglobulin lebih pasti dan tepat. Untuk serum / plasma cukup 10 ul sedangkan untuk whole blood harus 2/3 kali lebih banyak.

"Itu mencegah terjadinya false negatif. Padahal bukan negatif. Tetapi kadarnya kurang," tuturnya.

Beda halnya hasil rapid test positif karena hasil tersebut biasanya tepat. Orang yang dinyatakan positif covid-19 langsung diisolasi dan diawasi untuk mendapatkan perawatan medis.

Dalam memeriksa rapid test harus memperhatikan kualitas alat rapid dan teknik melakukan proses pemeriksaan itu. "Supaya tak percuma membeli rapid atau melakukan pemeriksaan tapi hasilnya False," pungkasnya.

Untuk diketahui, Angggota DPRD Bangkalan, Mahmudi melakukan protes di salah satu rumah sakit Surabaya karena hasil rapid test berbeda antara yang dilakukan oleh Satgas Dinkes Bangkalan.

Awalnya Ketua DPC Partai Hanura Bangkalan itu melakukan rapid test bersama anggota DPRD Bangkalan oleh Dinkes Bangkalan, Rabu 22 April 2020. Hasilnya empat orang itu dinyatakan positif Covid-19.

Mahmudi nampaknya tidak puas dengan hasil rapid test tersebut. Ia akhirnya melakukan rapid tes ulang pada malam harinya di salah satu rumah sakit Surabaya dan hasilnya negatif. []

Berita terkait
Warga Aceh Tamiang Rapid Test Positif Corona
Seorang warga Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, diduga terpapar virus corona atau Covid-19.
Dinkes Banyuwangi Lakukan Rapid Test 11 Santri
Sebelas santri Al Fatah Temboro, Magetan menjalani rapid test karena Ponpes tersebut adalah klaster baru penyebaran Covid-19.
Usai Partus, Wanita Muda di Sumut Positif Rapid Test
Seorang wanita muda warga Kabupaten Labuhanbatu Selatan dinyatakan positif hasil rapid test sesuai melahirkan.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)