Bank Dunia Sebut Nilai Mata Uang Menyusut Bikin Harga Pangan dan BBM Naik

Bank Dunia mengatakan nilai mata uang yang menyusut di sebagian besar negara berkembang telah mendorong kenaikan harga pangan dan bahan bakar
Ilustrasi - Seorang karyawan menghitung uang euro di kantor penukaran uang di pusat Kota Kairo, Mesir, 20 Maret 2019. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Mohamed Abd El Ghany)

TAGAR.id, Jakarta - Bank Dunia mengatakan nilai mata uang yang menyusut di sebagian besar negara berkembang telah mendorong kenaikan harga pangan dan bahan bakar yang mengancam akan memperburuk krisis pangan dan energi global.

Ekonom senior Bank Dunia John Baffes pada Rabu, 26 Oktober 2022, mengatakan, “kami telah melihat penurunan sejumlah harga komoditas dibanding level tertinggi yang dialami di awal tahun.

Namun, ketika kita melihat harga domestik, terjadi sedikit peningkatan di sana karena apresiasi dolar."

kenaikan harga panganKenaikan harga pangan memaksa umat muslim mencari alternatif untuk makanan berbuka (Foto: dw.com/id)

"Pada saat yang sama, kami memproyeksikan harga-harga akan turun sedikit tahun depan. Ada sejumlah risiko terkait perkiraan kami. Risiko terbesar datang dari lingkungan makro ekonomi, di mana kita memiliki dolar yang kuat dan biaya pinjaman yang tinggi. Tetapi pada saat yang sama ada hambatan dari ekonomi global karena banyak negara yang mungkin akan mengalami resesi pada tahun 2023 nanti," lanjut Baffes.

Dalam Outlook Pasar Komoditas terbaru, pemberi pinjaman multilateral itu mengatakan harga minyak di pasar global telah turun 6% sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari lalu. Namun, nilai tukar yang lemah telah membuat hampir 60% negara berkembang membayar lebih besar selama periode ini.

karyawan spbu di bekasi ganti hargaKaryawan SPBU Pertamina di Bekasi mengubah harga BBM yusai pengumuman kenaikan harga BBM pada 3 September 2022. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)

“Secara global harga energi telah banyak turun. Harganya sedikit turun pada kuartal terakhir ini. Namun, di Eropa harga energi tetap tinggi. Misalnya gas alam. Harga gas alam Eropa yang diperdagangkan selama beberapa bulan terakhir ini sepuluh kali lebih tinggi dibanding rata-rata lima tahun. Ini kenaikan yang sangat besar. Kami juga melihat kenaikan harga yang tinggi pada energi lain, misalnya batu bara. Ada kenaikan harga batu bara sekitar 150 hingga 200%,” ujar Baffes.

Sementara itu hampir 90% negara-negara ini juga mengalami peningkatan harga gandum yang lebih besar dalam mata uang lokal dibandingkan kenaikan dalam mata uang dolar Amerika. (em/jm)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Inggris Belum Akan Ganti Potret Elizabeth II dalam Mata Uang
Beberapa ahli perkirakan perubahan monumental setelah Ratu Elizabeth II wafat bisa habiskan biaya sekitar 350 juta poundsterling (Rp 5,9 triliun)
0
Bank Dunia Sebut Nilai Mata Uang Menyusut Bikin Harga Pangan dan BBM Naik
Bank Dunia mengatakan nilai mata uang yang menyusut di sebagian besar negara berkembang telah mendorong kenaikan harga pangan dan bahan bakar