Martapura – Ribuan ikan yang mati mendadak pekan lalu, mencemari sungai di Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Warga pun mengalami krisis air bersih.
Bangkai ikan mas dan nila dari keramba apung milik petani di Kecamatan Karang Intan, mengapung di permukaan sungai hingga membuat air berwarna pekat dan mengeluarkan bau busuk menyengat.
Dampaknya warga beberapa desa di tiga kecamatan mengalami krisis air bersih. Selama ini air sungai menjadi penopang kehidupan warga setempat.
Krisis air bersih misalnya dialami warga Desa Pingaran Ulu dan Desa Pingaran Ilir, Kecamatan Astambul. Lebih jauh meluas hingga ke Kecamatan Martapura.
Tidak berani mandi dan mencuci di sungai sejak air berbau karena ikan-ikan yang mati
Membuat warga Desa Tambak Baru Ulu dan Desa Tambak Baru Ilir di kecematan tersebut terpaksa mencari sumber air bersih di tempat lain.
Sejumlah warga terdampak mencoba mencari solusi dengan membuat sumur gali dadakan untuk keperluan mandi dan mencuci.
Seperti yang dilakukan Anang Syahrani bersama sejumlah warga di RT 8, Desa Pingaran Ulu, Kecamatan Astambul.
"Tidak berani mandi dan mencuci di sungai sejak air berbau karena ikan-ikan yang mati. Untuk mandi dan mencuci terpaksa kami menggali sumur untuk mendapatkan air," kata Anang, Senin 21 Oktober 2019.
Air dari hasil menggali sumur, ujar Anang juga digunakan untuk konsumsi.
Meski ada bantuan air bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), banyak warga tak kebagian lantaran air tak cukup banyak di banding warga yang membutuhkan.
"Sehari sekali satu mobil tangki. Kadang dua kali jadi banyak warga yang tidak kebagian," ujar Anang.[]