Bangkai Babi Mengapung, Warga Singkil Mulai Resah

Bangkai babi yang hanyut mengapung di sungai Rintis Suka Makmur, Aceh Singkil, Aceh mulai resahkan warga.
Penampakan seekor bangkai babi diduga pembawa penyakit kolera di sungai Rintis Suka Makmur, Aceh Singkil Kamis 14 November 2019.( Foto: Tagar/Khairuman)

Singkil - Bangkai babi yang hanyut mengapung di sungai Aceh Singkil sejak sepekan terakhir mulai menimbulkan keresahan masyarakat setempat karena hewan itu mati diduga mengidap penyakit atau virus kolera.

Menurut info yang dihimpun, bangkai babi yang mengapung tersebut diperkirakan dari beberapa peternakan babi di Sumatera Utara seperti di daerah Tigalingga, Kabupaten Tanah Karo dan daerah Sidikalang, Kabupaten Dairi yang melintasi Sungai Alas Kutacane hingga bermuara ke sungai Subulussalam dan Aceh Singkil.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Aceh Singkil, Iswani mengatakan penyakit atau virus kolera tidak akan dapat menular ke manusia sebab adanya perbedaan gen.

"Virus kolera hanya dapat menular antara babi dengan babi," kata Iswani.

Selain itu, kata Iswani, virus kolera juga menular pada binatang lain semisal ke ikan atau sejenisnya. Menurut Iswani pihak Pemkab Singkil telah melakukan koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, BPBD, dan MPU yang dipimpin oleh Wakil Bupati dan Sekda.

Untuk pengganti lauk sementara beralih dulu untuk mengkonsumsi telur, tahu dan tempe.

Selain itu pihak Dinas Pertanian Hortikultura dan Peternakan juga telah melakukan antisipasi terhadap warga Aceh Singkil di perbatasan Kecamatan Danau Paris yang memelihara babi agar tidak menerima babi dari luar daerah untuk dikonsumsi.

"Pihak kami juga akan menyisir ke sungai mencari bangkai babi yang hanyut untuk selanjutnya di kubur," ujarnya.

Iswani menghimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir tertular virus kolera, namun bagi warga yang tinggal dibantaran sungai agar tidak mengkonsumsi sementara air sungai karena dikhawatirkan airnya mengandung kadar penyakit tertentu.

Windari, salah seorang warga Rimo, Aceh Singkil mengatakan untuk sementara tidak membeli ikan sungai karena khawatir tertular virus kolera dari bangkai babi. 

"Untuk pengganti lauk sementara beralih dulu untuk mengkonsumsi telur, tahu dan tempe," katanya.

Sebelumnya Rere, warga Aceh Singkil setempat, Kamis 14 November 2019 kemarin mengatakan ada beberapa bangkai babi hanyut di sungai Rintis Aceh Singkil.

Dirinya sangat mengkhawatirkan sejumlah hewan ternak bangkai babi yang diduga hanyut dari Sungai di Kabupaten Dairi, Sumut melintasi Sungai Soraya, Sungai Cinendang hingga ke Sungai Rintis dan Kilangan Aceh Singkil.

Menurutnya bangkai Babi yang hanyut baunya sangat menyengat, dan dipastikan sudah bermuara ke laut Singkil.

Sedangkan Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit(P2P) Nurman, mengatakan wabah kolera termasuk penyakit diare berat, hampir sulit membedakan diare kolera dan diare biasa.

"Penyakit kolera diakibatkan tidak bersihnya penggunaan sanitasi yang bersih, sehingga masyarakat diharapkan waspada menggunakan air bila terdampak kolera," ujarnya.

Menurutnya, terkait mencuatnya isu wabah kolera, yang dibawa hanyut oleh bangkai babi, hal itu belum bisa dipastikan, namun patut diwaspadai, khususnya masyarakat yang berdomisili di bantaran sungai.[]

Baca juga: 


Berita terkait
Anggaran APBA Rp2,8 M untuk Kadin Aceh Dapat Sorotan
Pemerintah Aceh diduga alokasi anggaran dana APBA-P sebesar Rp 2.854 miliar untuk Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh.
Masalah Buruh di Aceh Singkil Meningkat
YARA Perwakilan Aceh Singkil menilai persoalan dan permasalahan tenaga kerja atau buruh di Aceh Singkil masih sangat tinggi terjadi.
Dinilai Kucilkan Suku Singkil, Mahasiswa Aceh Marah
Mahasiswa Komunitas Penyelamat Sejarah Kebudayaan Suku Singkil (KOMPASS BUSS) meminta pemerintah Subulussalam untuk tidak mengucilkan suku Singkil.
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.