AS Perpanjang Masa Social Distancing Hingga 30 April

Amerika Serikat akan memperpanjang imbauan warga AS agar menjaga jarak sosial (social distancing) hingga 30 Apri.
Pegawai layanan Pos Amerika Serikat mengantarkan paket ditengah mewabahnya virus corona Covid-19 di Manhattan, Kota New York, Amerika Serikat, Sabtu, 28 Maret 2020. (Foto: Antara/Reuters/Andrew Kelly)

Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengatakan akan memperpanjang imbauan kepada warga AS agar menjaga jarak sosial (social distancing) hingga 30 April mendatang. "Titik tertinggi dari tingkat kematian kemungkinan akan terjadi dalam dua minggu ini, oleh karena itu kami akan memperpanjang social distancing," ucapnya, seperti diberitakan dari BBC News, Senin, 30 Maret 2020.

Direktur National Institute for Allergy and Infectious Disease Anthony Fauci sebelumnya memperingatkan bahwa virus corona Covid-19 dapat membunuh lebih dari 200 ribu warga AS dan menginfeksi jutaan orang.

Baca Juga: Lockdown di Amerika Tidak Bikin Hancur Ekonomi

AS menjadi episentrum virus corona

Hingga kini di AS ada sekitar 139.675 kasus terinfeksi. Menurut data yang dihimpun Johns Hopkins University, hingga Minggu malam, jumlah kematian mencapai 2.436 orang. 

Amerika menjadi episentrum penyebaran virus corona, melampaui China dan Italia. "Jutaa orang Amerika bisa terinfeksi, dan angka kematian diperkirakan bisa mencapai kisaran 100.000 hingga 200.000 orang," ucap Fauci.

Donald TrumpPresiden Amerika Serikat ke-45 Donald Trump. (Foto: wbur.org)

Kalau kita bisa  menerapkan social distancing, angka kematian bisa menjadi lebih rendah.

Dalam jumpa pers Satuan Tugas Virus Corona di Gedung Putih pada Minggu, Trump mematuhi imbauan social distancing secara benar merupakan cara untuk menang melawan virus corona. Ia mengemukakan alasan memperpanjang masa social distancing karena mendengar dari kalangah ahli bahwa kematian akibat virus corona bisa mencapai 2,2 juta orang.

"Kalau kita bisa menerapkan sosial distancing, angka kematian bisa menjadi lebih rendah. Dengan demikian, harapan menuju pemulihan pada bulan Juni bisa tercapai," ucap Trump.

Sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan, Amerika Serikat bisa menjadi pusat (episentrum) pandemi global virus corona Covid-19. Juru Bicara WHO, Margaret Harris mengatakan infeksi virus corona di AS meningkat pesat.

Seperti diberitakan dari Reuters, Selasa, 24 Maret 2020, sekitar 85 persen kasus baru virus corona ada negara-negara Eropa dan AS. Dari jumlah tersebut, sekitar 40 persen ada di AS. 

Simak Pula: Episentrum Covid-19 Pindah ke Amerika Serikat

Berdasarkan data hingga Senin, 23 Maret yang dirilis Johns Hopkins University, virus telah menginfeksi lebih dari 46.500 orang di AS dan menewaskan sekitar 600 orang. Kasus infeksi di negara bagian New York meningkat 4.000 kasus berdasarkan data pada Minggu, 22 Maret, sehingga totalnya menjadi 21.000 kasus.

Menurut Harris, WHO saat ini melihat percepatan perkembangan kasus virus corona di AS. Hal ini membuat Negeri Paman Sam itu bis menjadi episentrum baru. "Memang ada potensi itu," tuturnya. []

Berita terkait
Pasien Virus Corona di Amerika Serikat Bertambah
Pasien virus corona di Amerika Serikat bertambah menjadi 13 orang menyusul ditemukannya korban virus tersebut di San Diego, California.
Amerika Serikat Uji Coba Vaksin COVID-19
Amerika Serikat (AS) memulai uji coba klinis vaksin virus corona. Uji coba itu dilakukan kepada kalangan terbatas.
Google: Seluruh Karyawan di Amerika Kerja dari Rumah
Google merekomendasikan seluruh karyawan di Amerika Utara untuk bekerja dari rumah demi mencegah penularan virus corona.