Jayapura - Kapolda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw membeberkan keterlibatan Oniara Wonda dalam sejumlah aksi penembakan dan perampasan senjata api milik aparat keamanan di pegunungan tengah Papua, sejak tahun 2011.
Oniara merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di bawah komando Purom Okiman Wenda, yang kerap melakukan aksi teror terhadap warga sipil dan aparat keamanan.
Sementara rekannya (Yostinus Telenggen) belum cukup bukti untuk ditetapkan tersangka.
Oniara Wonda yang selama ini masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) Polda Papua, ditangkap oleh Tim Satgas Lidik Nemangkawi di Kampung Igimbut, Distrik Pagaleme, Kabupaten Puncak Jaya, Minggu 31 Mei 2020, malam.
Ia ditangkap saat berada di rumah temannya bernama Yotinus Telenggen alias Vandem Telenggen. Polisi melumpuhkan kaki Oniara dengan timah panas lantaran berusaha kabur.
"Sementara rekannya (Yostinus Telenggen) belum cukup bukti untuk ditetapkan tersangka. Anggota masih kembangkan di lapangan," kata Waterpauw kepada sejumlah wartawan di Jayapura, Selasa 2 Mei 2020.
Purom Okiman Wenda sendiri mengklaim diri berpangkat Komisaris Jenderal di kalangan Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM). Dia adalah salah satu pimpinan KKB wilayah pegunungan tengah Papua.
Waterpauw menegaskan, pihaknya bersama Kodam XVII/Cenderawasih akan tetap melakukan pengejaran terhadap KKB yang mengganggu stablitas keamanan di Papua.
Jenderal polisi bintang dua kelahiran Fakfak, Papua Barat, itu pun meminta para tokoh masyarakat untuk mendukung TNI dan Polri dalam penegakan hukum terhadap KKB yang selama ini kerap menebar teror dan ketakutan.
"Kami mengharapkan peran serta para tokoh untuk membantu aparat keamanan dalam melakukan penindakan terhadap KKB yang selama ini meresahkan masyarakat di Papua," ujarnya.
Untuk diketahui, Oniara Wonda yang merupakan salah satu buronan Polda Papua itu telah berada di Jayapura untuk menjalani proses hukum. Ia masih dalam perawatan di RS Bhayangkara lantaran dilumpuhkan saat ditangkap.
Berikut rangkuman Tagar terkait kejahatan Oniara Wonda sejak 2011:
Pertama, perampasan SMR (Senjata Mesin Ringan) jenis Arsenal di Kabupaten Puncak Jaya pada Januari 2011, yang mengakibatkan satu anggota Brimob Papua meninggal dunia.
Kedua, penembakan serta perampasan senjata api (Senpi) organik jenis Revolver milik Kapolsek Mulia AKP Dominggus Awes di Bandara Mulia Puncak Jaya, November 2011 silam.
Ketiga, perampasan Senpi organik jenis AK47 milik Polres Lanny Jaya yang dipegang Brigpol Amaluddin Elwakan, pada 2011 di Distrik Tiom.
Keempat, penyerangan Polsek Pirime Kabupaten Lanny Jaya, pada November 2012 lalu, yang mengakibatkan tiga anggota polisi meninggal dunia.
Kelima, penembakan terhadap Mantan Kapolri Jendral (Purn) Tito Karnavian yang menjabat sebagai Kapolda Papua, pada tanggal 28 November 2012, saat hendak meninjau Polsek Pirime yang diserang KKB.
Keenam, penghadangan disertai perampasan Senpi anggota Polri di Jalan Trans Indawa - Pirime, pada tanggal 28 Juli 2014.
Ketujuh, penembakan terhadap anggota TNI Yonif 756 di lapangan terbang Distrik Pirime, Kabupaten Lanny Jaya pada 2015, yang mengakibatkan satu personil TNI luka tembak.
Delapan, penembakan terhadap personil Satgassus Papua di Puncak Popome saat melakukan giat pemetaan, pada Desember 2017.
Semblilan, penembakan terhadap aparat TNI-Polri (Satgas Ops Nemangkawi) dalam tugas penegakan hukum di Markas Balingga, Kabupaten Lanny Jaya, tanggal 3 November 2018. []
