Pembunuh Petani di Papua Mengaku Tentara Hutan

Pembunuh petani di Intan Jaya Papua mengklaim dirinya adalah tentara hutan. Sejauh ini polisi masih menyelidiki motif dari pelaku.
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw saat meninjau lokasi pembangunan markas baru Polda Papua. (Foto: Dok Tagar/Paul Manahara Tambunan)

Jayapura - Yunus Sani, 40 tahun, petani kebun dibunuh secara sadis oleh sekelompok orang di Kampung Magataga, Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Jumat 29 Mei 2020 lalu. Pembunuhnya mengklaim diri sebagai tentara hutan.

Yunus ditembak sebanyak delapan kali, lalu dimutilasi oleh kelompok tersebut. Lokasi penembakan Yunus berada di perbatasan Kabupaten Intan Jaya dan Paniai. Pembunuhan itu terungkap dari laporan Pater Niko Wakey, seorang pelayan gereja setempat.

Saat ini personil gabungan masih melakukan pengejaran terhadap kelompok Kriminal bersenjata itu.

Menurut Pater Niko, penembakan terdengar saat dirinya sedang memperbaiki rantai motornya yang terputus dalam perjalanan dari Kampung Magataga menuju Kampung Mbugulo, Distrik Wandai.

Kemudian ia memberanikan diri mendekati sumber suara tembakan. Tiga orang pelaku berpapasan dengannya, lalu menyebut diri sebagai tentara hutan.

"Tikus padi kami sudah bunuh di belakang," kata Pater Niko, meniru perkataan salah satu pelaku kepada dirinya.

Sebagai pelayan gereja, Pater Niko kemudian memberanikan diri negosiasi dengan ketiga pelaku, agar korban diurus selayaknya ciptaan Tuhan. Ketiga pelaku mengijinkan jazad Yunus dibawa.

Esoknya, Sabtu 30 Mei 2020, Pater Niko bersama warganya yang hendak mengevakuasi jasad Yunus, dihadang oleh ketiga pelaku. Mereka sempat menolak jazad korban dibawa, lalu adu mulut dengan Pater Niko.

Tentara Hutan itu pun mengancam jika korban akan dibuang ke sebuah kali bernama Kemabu. Namun, ngosiasi kembali berjalan mulus dan jazad Yunus diperbolehkan dibawa pulang. Bahkan ketiga pelaku ikut membantu warga mengevakuasi korban sampai ke seberang Kali Kemabu untuk dibawa pulang ke Kampung Mamba, Distrik Sugapa.

Di Jayapura, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan ketiga orang yang mengaku diri tentara hutan itu tak lain adalah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Polisi masih menyelidiki ketiga pelaku untuk mengungkap kasus ini.

"Saat ini personil gabungan masih melakukan pengejaran terhadap kelompok Kriminal bersenjata itu," kata Waterpauw kepada wartawan di Mapolda Papua, Selasa 2 Juni 2020.

Mantan Kapolda Sumatera Utara ini juga mengatakan, pihaknya tengah mendalami apakah ada keterkaitan penembakan di Intan Jaya dengan sejumlah rentetan penembakan oleh KKB di sejumlah daerah pegunungan tengah Papua, dua bulan terakhir ini.

Ia menegaskan akan terus melakukan pengejaran terhadap KKB yang membuat teror dan ketakutan terhadap masyarakat. Bahkan, polisi tengah mendalami oknum-oknum yang diduga berada di balik pergerakan KKB selama ini.

"Kasus tersebut dalam penanganan Polres Intan Jaya. Pasca penembakan situasi dalam keadaan aman dan kondusif," kata Waterpauw. []

Berita terkait
TW Ditangkap di Papua Karena Tembak WN Selandia Baru
TW, yang menembak Graeme Thomas Wall, warga negara Selandia Baru ditangkap Tim Satuan Tugas Penegakan Hukum di Timika, Papua.
Satu Anggota OPM Puncak Jaya Papua Ditangkap
Aparat gabungan TNI-Polri berhasil menangkap salah satu anggota TPN-OPM di wilayah Pilia Kabupaten Puncak Jaya Papua.
Papua Tanpa Indonesia Bukanlah Papua
Papua sebagai bagian dari Indonesia sudah tak terbantahkan. Papua tanpa Indonesia bukanlah Papua. Ini alasannya.
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.