Ancaman Bahaya Banjir: Hipotermia dan Leptospirosis

Banjir mulai terjadi di berbagai wilayah Jabodetabek, waspadai dua penyakit yang berbahaya dan dapat berisiko kematian.
Lalu lintas di Jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur, lumpuh akibat banjir. (Foto: Tagar/Edy YS)

Jakarta - Hipotermia dan leptospirosis, penyakit berbahaya yang harus diwaspadai ketika banjir mulai melanda. Dua penyakit inilah kerap kali terjadi pada warga yang terkena musibah tersebut. 

Apa itu hipotermia dan leptospirosis? Tentu kedua penyakit ini belum banyak diketahui kalangan masyarakat sekarang ini. Hipotermia memang menyerang suhu tubuh normal manusia yaitu 37 derajat Celsius. Ketika terkena penyakit ini suhu tubuh akan menurun drastis hingga di bawah 35 derajat Celsius.

Akibatnya sistem saraf, jantung, dan organ tubuh mengalami gangguan. Jika terlambat dilakukan penanganan, dapat menyebabkan gagal ginjal, napas tersendat, denyut nadi lemah, gemetaran, hingga kematian. 

Gejala hipotermia memang bermacam-macam dan tergantung dengan tingkat keparahannya. Tanda-tanda yang ditunjukkan ketika penyakit itu mulai menyerang tubuh, yaitu:

  • Menggigil
  • Respons menurun
  • Gangguan bicara
  • Sesak napas hingga Kaku dan sulit bergerak
  • Jantung berdebar hingga denyut melambat
  • Kulit pucat dan terasa dingin ketika disentuh
  • Penurunan kesadaran

Pada bayi, hipotermia ditandai dengan kulit kemerahan dan dingin. Bahkan, lemas, tidak mau makan dan menyusu, dan lain sebagainya. Ketika gejala tersebut mulai terlihat saat banjir melanda, tindakan awal yang harus dilakukan adalah mencari denyut nadi dan pernapasan. Jika denyut nadi dan pernapasan berhenti, Anda bisa melakukan resusitasi jantung paru (CPR) dan bantuan medis. 

Apabila denyut nadi dan jantungnya masih ada, berikut tindakan yang harus dilakukan untuk mengembalikan suhu normal orang tersebut. 

  1. Pindahkan ke tempat yang lebih kering dan hangat. Lakukan secara hati-hati karena gerakan yang berlebihan dapat memicu denyut jantungnya berhenti.
  2. Jika pakaian yang dikenakannya basah, segera ganti dengan yang kering.
  3. Tutupi tubuhnya dengan selimut atau mantel tebal agar hangat.
  4. Bila orang tersebut sadar dan mampu menelan, berikan minuman hangat dan manis.
  5. Berikan kompres hangat di leher, dada, dan selangkangan. Jangan mengompresnya di sekitar lengan atau tungkai karena bisa akan membahayakan jantung, paru-paru, dan otak. 
  6. Hindari penggunaan air panas, bantal pemanas, atau lampu pemanas untuk menghangatkan penderita hipotermia. Sebab dapat merusak kulit dan detak jantung menjadi tidak teratur.

Sebelum terkena hipotermia, berikut cara sederhana yang bisa Anda lakukan.

  • Kenakan jaket atau pakaian tebal agar suhu tubuh tetap terjaga
  • Pakailah syal, sarung tangan, kaus kaki, topi, sepatu boat ketika banjir menyerang.
  • Hindari minuman yang mengandung kafein dan alkohol.
  • Lakukan gerakan tubuh sederhana supaya tubuh tetap hangat
  • Jangan kenakan pakaian basah karena dapat menyerap panas tubuh. 

Saat banjir sudah mulai menerjang, segeralah lakukan hal tersebut untuk mengatasi penyakit itu meradang. Ketika Anda harus berada dalam genangan banjir, jagalah kondisi tubuh agar tetap hangat yaitu dengan menggunakan jas hujan, jaket pelampung, atau sepatu boots. 

Begitu juga dengan leptospirosis, juga patut diwaspadai ketika banjir mulai terjadi. Penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang ditularkan melalui hewan, seperti anjing, sapi, tikus. Kotoran dan air kencing hewan yang telah bercampur dengan air banjir bisa menyebabkan timbulnya penyakit itu.

Gejala leptospirosis berupa flu ringan, menggigil, sakit kepala, nyeri otot. Bahkan mata memerah, muntah, ruam pada kulit, dan sebagainya. Jika penyakit ini tidak segera mendapatkan penanganan bisa menyebabkan pendarahan pada tubuh dan kegagalan pada organ ginjal, otak, dan hati. 

Bila kondisinya semakin parah bisa menyebabkan kematian. Ada beberapa upaya pencegahan leptospirosis  yang bisa Anda lakukan.

  • Jaga kebersihan dan cuci tangan setelah melakukan kontak dengan hewan atau sebelum makan.  
  • Hindari hewan yang terinfeksi bakteri, terutama tikus liar.
  • Vaksinasilah hewan piaraan atau ternak untuk menghindari leptospirosis
  • Gunakan pakaian yang melindungi tubuh dari kontak langsung dengan hewan pembawa bakteri leptospira.

Jika seseorang tersebut sudah terinfeksi leptospirosis, jangan khawatir bisa diobati dengan antibiotik untuk membasmi bakteri dan mengembalikan fungsi tubuh. Biasanya antibiotik yang digunakan adalah penisilin dan doksisiklin.

Pereda nyeri seperti paracetamol juga bisa diberikan untuk mengatasi gejala awal penyakit tersebut, seperti sakit kepala, demam, dan nyeri otot. []

Baca juga:

Berita terkait
Asupan yang Baik Jaga Kesehatan Paru Saat Polusi Udara
Lima asupan bergizi yang baik untuk menjaga kesehatan organ paru pada saat kita di kelilingi polusi udara berat.
Waspada 7 Penyakit Merebak Saat Banjir Melanda
Sejumlah wilayah khususnya di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dilanda banjir yang mengakibatkan rawan penyakit.
Derita Anak-anak dengan Penyakit Langka di Indonesia
Anak-anak dengan penyakit langka butuh nutrisi medis, tidak diproduksi di dalam negeri harus dibeli dari luar negeri tapi dihadang regulasi
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.