Amerika Hadapi Ancaman Keamanan Jelang Liburan Akhir Tahun

DHS Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa AS menghadapi "situasi ancaman yang meningkat" menjelang liburan akhir tahun
Anggota kelompok sayap kanan "Proud Boys" dan kemlompok sayap kanan lainnya berpawai melintasi jembatan Hawthorne dalam aksi unjuk rasa menyerukan penghapusan teroris domestik di Portland, Oregon, AS, 17 Agustus 2019 (Foto: voaindonesia.com - AP/Noah Berger)

Jakarta – Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa AS menghadapi "situasi ancaman yang meningkat" menjelang liburan akhir tahun.

Sebuah buletin penasehat terorisme nasional yang diterbitkan pada Rabu, 10 November 2021, mengatakan, individu atau kelompok kecil dapat memanfaatkan situasi pertemuan massal terkait dengan hari raya keagamaan mendatang, meskipun DHS mengatakan pihaknya belum mengetahui akan adanya rencana penyerangan yang spesifik dan kredibel hingga saat ini.

Laporan tersebut adalah peringatan terbaru mengenai potensi ancaman yang ditimbulkan oleh para ekstremis domestik atau orang-orang yang terilhami oleh organisasi asing yang berbahaya.

DHS mengatakan, aksi yang dapat dilakukan oleh kedua kelompok tersebut kemungkinan didorong oleh pengaruh informasi menyesatkan yang beredar di internet serta kekesalan mereka atas pembatasan sosial yang diberlakukan selama pandemi Covid-19.

proud boysAnggota kelompok "Proud Boys" yang juga merupakan pendukung Presiden Donald Trump ketika melakukan unjuk rasa di Washington DC, 12 Desember 2020 lalu (Foto: Dok/voaindonesia.com/AP).

Lembaga tersebut mengatakan, ekstremis dalam negeri yang melakukan aksi yang cukup kejam, termasuk ekstremis yang didorong oleh kebencian terhadap ras atau etnis tertentu, akan menimbulkan "ancaman signifikan" hingga 2022.

Ini merupakan yang keempat kalinya dalam tahun ini DHS mengeluarkan buletin serupa.

Buletin tersebut biasanya berisi informasi yang menyoroti bahaya yang muncul, yang merupakan gabungan dari gejolak ekstremis di dalam negeri, di mana organisasi asing yang berbahaya telah mendorong mereka untuk melakukan aksi kekerasan tersebut.

Kondisi ini mencerminkan suatu pergeseran fokus di bidang terorisme yang sebelumnya tertuju pada al-Qaeda dan organisasi lain, menyusul pembentukan DHS setelah serangan teroris 11 September 2001 (ps/rs)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Amerika Sebut 5 Perusahaan China Mengancam Keamanan Nasional

Donald Trump Anggap TikTok Ancaman Keamanan AS

Taliban Berkuasa Amerika Khawatir Ancaman Teror

Dalam 1 Hari 2 Juta Orang Bepergian Lewat Bandara di Amerika

Berita terkait
Amerika Sebut 5 Perusahaan China Mengancam Keamanan Nasional
Lima perusahaan China sebagai ancaman terhadap keamanan nasional di bawah UU 2019 yang bertujuan melindungi jaringan komunikasi AS
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.