Amerika Sebut 5 Perusahaan China Mengancam Keamanan Nasional

Lima perusahaan China sebagai ancaman terhadap keamanan nasional di bawah UU 2019 yang bertujuan melindungi jaringan komunikasi AS
Bendera nasional AS dan China dikibarkan di depan sebuah hotel internasional di Beijing 4 Februari 2010 (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Jakarta – Komisi Komunikasi Federal (Federal Communications Commission/FCC) Amerika Serikat (AS), pada hari Jumat, 12 Maret 2021, menetapkan lima perusahaan China sebagai ancaman terhadap keamanan nasional di bawah Undang-Undang 2019 yang bertujuan melindungi jaringan komunikasi AS.

FCC mengatakan perusahaan-perusahaan itu termasuk Huawei Technologies Co, ZTE Corp, Hytera Communications Corp, Hangzhou Hikvision Digital Technology Co dan Zhejiang Dahua Technology Co.

Undang-Undang Tahun 2019 mewajibkan FCC untuk mengidentifikasi perusahaan yang memproduksi peralatan dan layanan telekomunikasi "yang terbukti menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima terhadap keamanan nasional AS.”

militer chinaAnggota militer China di Aula Besar Rakyat, 9 November 2017, di Beijing, Tiongkok. (Foto: voaindonesia.com/AP)

Pejabat Ketua FCC Jessica Rosenworcel mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Daftar ini memberikan panduan yang berarti, yang akan memastikan ketika jaringan generasi mendatang dibangun di seluruh negeri, jaringan-jaringan itu tidak mengulangi kesalahan di masa lalu atau menggunakan peralatan atau layanan yang akan menimbulkan ancaman untuk keamanan nasional AS atau keamanan dan keselamatan orang Amerika.”

Undang-Undang 2019 menggunakan kriteria dari rancangan undang-undang otorisasi pertahanan yang sebelumnya mengidentifikasi lima perusahaan China. Pada Agustus 2020, pemerintah AS mengeluarkan peraturan yang melarang agensi membeli barang atau jasa dari salah satu dari lima perusahaan China.

Pada tahun 2019, AS memasukkkan Huawei, Hikvision, dan perusahaan lain dalam daftar hitam ekonomi AS.

Tahun lalu, FCC menyatakan Huawei dan ZTE sebagai ancaman keamanan nasional terhadap jaringan komunikasi. Pernyataan FCC itu melarang perusahaan-perusahaan AS untuk mengggunakan dana pemerintah sebesar 8,3 miliar dolar AS untuk membeli peralatan dari perusahaan-perusahaan China tersebut.

Pada Februari, Huawei menggugat pernyataan tersebut dalam petisi yang diajukan ke Pengadilan Banding Sirkuit AS Kelima. Huawei menolak berkomentar pada Jumat, 12 Maret 2021, terkait pernyataan FCC terbaru.

Hikvision mengatakan pada Jumat, 12 Maret 2021, malam bahwa pihaknya sangat menentang keputusan FCC “dan mempertimbangkan semua opsi tentang cara terbaik menangani penunjukan yang tidak berdasar ini. Hikvision tidak termasuk dalam daftar jaringan generasi mendatang.”

militer chinaKendaraan militer China membawa rudal balistik DF-17 dalam sebuah parade di Beijing, 1 Oktober 2019 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Tiga perusahaan lainnya tidak berkomentar atau tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

FCC pada Desember merampungkan regulasi yang mewajibkan operator dengan peralatan ZTE atau Huawei untuk "mencopot dan mengganti" peralatan itu. Keputusan tersebut mendorong pembentukan program penggantian piranti dan Kongres AS pada Desember menyetujui 1,9 miliar dolar AS untuk mendanai program tersebut (ah/ft)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Pertemuan Pejabat Tinggi Amerika dan China di Alaska
Pejabat-pejabat tinggi Amerika dan pejabat-pejabat yang setingkat dari China akan bertemu di Alaska, AS, minggu depan
Amerika Diharapkan Cegah Upaya China Kendalikan Pelabuhan
Para analis memperingatkan jika Amerika tidak bergerak cepat, China akan segera memperluas kendalinya atas pelabuhan
Amerika Peringatkan Dunia Terkait Dengan Dominasi China
Pejabat tinggi AS peringatkan negara-negara di dunia tidak bisa lagi menghindar dari keberadaan China yang semakin ambisius dan agresif
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.