Padang - Warga Nagari Taeh Baruah dan Nagari Koto Baru, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, menolak pembangunan Tol Padang-Pekanbaru. Surat penolakan pun telah dilayangkan sejumlah tokoh masyarakat.
Perwakilan tokoh masyarakat Nagari Koto Baru Simalanggang Jasriman berharap dapat bertemu langsung dengan bupati dan DPRD Kabupaten Limapuluh Kota. Sehingga, aspirasi mereka sebagai masyarakat yang terdampak pembangunan tol didengarkan dengan baik.
"Kami berharap pemerintah mendengar langsung alasan kami menolak pembangun tol itu. Kami berharap bisa bertemu bersama-sama dengan masyarakat," katanya, Kamis, 12 Maret 2020.
Harapan pertemuan audiensi masyarakat itu juga didukung Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumbar. Sebab, pada dasarnya masyarakat gelisah dengan rencana pembangunan tol tersebut.
"Masyarakat Limapuluh Kota harap-harap cemas. Sebab, mereka merupakan daerah yang dilewati Tol Padang-Pekanbaru. Mereka ingin kejelasan dari pemerintah terkait persoalan itu," kata Kepala Dapartemen Advokasi dan Kampanye WALHI Sumbar Yoni Candra.
Walhi sendiri juga telah memasukkan surat permohonan audiensi masyarakat kepada bupati dan DPRD Limapuluh Kota.
"Kami bersama masyarakat ingin menyampaikan aspirasi kepada kepala daerah dan DPRD. Sebab wilayah yang akan dilewati tol itu padat penduduk, lahan produktif dan fasilitas umum," katanya.
Selain itu, pihaknya bersama masyarakat juga ingin menyampaikan soal ganti rugi yang akan dilewati tidak sesuai dengan nilai tanah untuk pembangunan jalan tol.
"Kami berharap bupati dan ketua DPRD dapat menjadwalkan waktu untuk mendengar aspirasi masyarakat karena pada prinsipnya masyarakat tidak anti terhadap pembangunan," katanya. []