Alasan Wali Kota Yogyakarta Larang Istrinya Maju Pilkada

Jabatan Wali Kota Yogyakarta berakhir dua tahun lagi. Haryadi Suyuti menegaskan melarang istrinya maju pilkada. Ini alasannya.
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti didampingi istrinya Tri Kirana Muslidatun saat diwawancarai awak media usai menghadiri peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Yogyakarta ke-264 di kompleks balai kota, Rabu, 7 Oktober 2020. (Foto Tagar/Gading Persada)

Yogyakarta - Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mendukung penuh wakilnya Heroe Poerwadi sebagai penerusnya untuk menjadi pemimpin Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berikutnya. Sebagaimana diketahui, masa jabatan Haryadi sebagai AB-1 Kota Yogyakarta akan berakhir tahun 2022 mendatang.

“Saya merestui Pak Wawali (Wakil Wali Kota). Jangan muncul tragedi politik, wali kota sama wakilnya saling berhadapan, itu tidak baik. Nanti OPD biar tenang juga, cukup dampingi saya dan Pak Heroe sampai masa jabatan selesai,” jelas Haryadi usai menghadiri peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Yogyakarta ke-264 di kompleks balai kota, Rabu, 7 Oktober 2020.

Baca Juga:

Tidak seperti tiga kabupaten lainnya di Provinsi DIY yaitu Kabupaten Sleman, Bantul dan Gunungkidul yang tahun ini akan menjalani Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020, di Kota Yogyakarta Pilkada baru akan digelar 2022 nanti. Namun, meski baru dua tahun ke depan isu siapa yang akan maju dalam perhelatan kepala daerah itu mulai mengapung di masyarakat Kota Pelajar.

Saya merestui Pak Wawali (Wakil Wali Kota). Jangan muncul tragedi politik, wali kota sama wakilnya saling berhadapan, itu tidak baik.

Salah satu kabar yang beredar adalah akan majunya Tri Kirana Muslidatun yang notabene adalah istri dari Wali Kota Yogyakarta saat ini. Pada kesempatan tersebut, Haryadi secara tegas membantah kabar yang beredar bahwa istrinya akan maju dalam Pilkada.

Menurut dia, sang istri sama sekali tak memiliki keinginan untuk meneruskan tongkat estafet kepemimpinannya. “Dalam kesempatan ini saya sampaikan bahwa Bu Ana (panggilan Tri Kirana Muslidatun) tidak pernah berpikir, atau terbesit menjadi kepala daerah. Biar cetha (jelas), mumpung Bu Ana juga hadir,” tegas Haryadi.

Baca Juga:

Haryadi pun tidak menampik, kabar tersebut banyak beredar di tengah masyarakat belakangan ini, sehingga menimbulkan beragam persepsi. Bahkan, meskipun nanti ada tawaran masuk, istrinya juga tetap tidak bersedia terjun dalam kontestasi lima tahunan tersebut.

“Fokus ke keluarga saja. Meski dipaksa-paksa, tetap tidak. Ini saya sampaikan selaku penanggung jawab keluarga atau suami. Ini harus ditegaskan sejak awal, agar tidak simpang siur di tengah masyarakat,” tutur dia.

Dengan pernyataan tersebut, Haryadi berharap agar tidak muncul lagi spekulasi di birokrasi, maupun kalangan masyarakat. Apalagi, seandainya berbicara soal politik, dia mengaku lebih memberikan restu pada Wakil Wali Kota Yogtakarta, Heroe Poerwadi untuk AB 1 berikutnya.

“Sudah cukup saya lima tahun menjabat Wakil Wali Kota, kemudian dua periode Wali Kota. Setelah masa jabatan itu berakhir, saya kembali jadi masyarakat biasa,” imbuh Haryadi.

Baca Juga:

Senada dengan Haryadi, Ana yang duduk tepat di samping sang suami turut membantah kabar yang beredar. Menurutnya, dia sama sekali tidak memiliki wacana, atau angan untuk mengisi posisi Wali Kota Yogyakarta. “Berita nggak bener itu, kasihan masyarakat terombang-ambing,” imbuhnya singkat.

Terpisah, saat dikonfirmasi awak media, Heroe Poerwadi yang saat ini sebagai Wakil Walikota Yogyakarta mengaku masih fokus menyelesaikan masa jabatannya sebagai pendamping Haryadi Suyuti hingga Mei 2022. Sampai sejauh ini, mantan jurnalis itu pun belum ada bayangan mengenai kelanjutan karir politiknya.

“Biar masyarakat yang melakukan penilaian, saya serahkan pada masyarakat. Yang jelas, ketika kami bekerja sama, kami berkomitmen penuh untuk masyarakat. Ya, kerja iklas dan upayakan secera maksimal sampai masa jabatan selesai, laksanakan sebaik mungkin," kata Heroe. []

Berita terkait
HUT Kota Yogyakarta ke-264 dan Makna Tumapak ing Jaman Anyar
Kota Yogyakarta merayakan HUT ke-264 di tengah pagebluk dengan mengambil tema Tumapak ing Jaman Anyar. Apa maknanya?
200 Karya Hadir dalam Nandur Srawung di TBY Yogyakarta
Sekitar 200 karya hadir dalam pameran Nandur Srawung di TBY Yogyakarta. Seniman, kurator, akademisi, pengelola gaaleri berpartisipasi di dalamnya.
Bosda Rp 2,5 M untuk Wastafel dan Thermogun di Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta mulai menggulirkan program Bosda Khusus Rp 2,5 miliar. Dana tersebut untuk pencegahan virus saat pandemi.
0
Ramalan Zodiak Selasa 28 Juni 2022, Peruntungan Cinta
Ramalan zodiak Selasa, 28 Juni 2022, untuk semua zodiak yang menggambarkan tentang sebuah peruntungan dalam cinta yang akan Anda alami hari ini.