Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, mengingatkan pentingnya menjaga budaya sopan santun dalam berdemokrasi. Menurutnya, kritik yang disampaikan harus didasarkan pada data yang jelas, bukan sekadar buruk sangka. "Saya titip satu hal, selesai Ramadan ini, mari tetap memelihara santun dan ramah tamah Indonesia. Jangan berburuk sangka, saya saksi hidup sebagai pembantu Pak Jokowi selama sepuluh tahun," ujar Luhut usai mengunjungi kediaman Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di Solo, Jawa Tengah, (01/4/2025).
Luhut menekankan bahwa selama menjabat sebagai Presiden, Jokowi tidak pernah melakukan pelanggaran konstitusi. Sebagai saksi hidup masa kepemimpinan Jokowi, Luhut yakin bahwa kritik yang berlebihan hanya akan menciptakan ketidakharmonisan. "Saya harus katakan agak keras, karena menurut saya sudah terlalu banyak keluar koridor. Pengamat tanpa data jelas membuat keruh pemerintah," tegas mantan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi tersebut.
Luhut juga berharap masyarakat dapat memberikan ruang bagi pemerintah untuk bekerja demi kesejahteraan rakyat. Ia meminta dukungan kompak dari masyarakat terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. "Kita beri kesempatan Pak Prabowo memimpin. Mari kita kompak dan mendukung pemerintah dalam mencapai tujuan bersama," ucapnya.
Terkait program prioritas Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan oleh Prabowo, Luhut menyentil para pengkritik yang sering mengecam program tersebut. "Dulu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mengkritik sana-sini, kan itu sudah jalan. Kita harus kompak, Presiden Prabowo mendengarkan masyarakat," tutur Luhut dengan tegas.
Menurut Luhut, penting bagi masyarakat untuk bersatu dan mendukung pemerintah dalam mencapai tujuan kesejahteraan bersama. "Mari kita bersatu dan bekerja sama untuk membangun Indonesia yang lebih baik," pungkasnya.