Alasan Kepala Dinas di Banjar Pilih Daftar PDIP

Birokrat Kabupaten Banjar Mada Teruna memastikan ikut bursa pada Pilkada 2020. Dia mendaftar lewat PDIP.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Banjar DR Mada Teruna saat diwawancarai, Minggu 24 November 2019, setelah resmi mendaftar di PDIP pada Pilkada 2020 mendatang. (Foto : Tagar/Mohammad Apriani)

Banjar - Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Mada Teruna memastikan tetap maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Banjar 2020 mendatang. Dia resmi mendaftarkan diri sebagai salah satu bakal calon kepala daerah (Cakada) melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Jum’at, 20 September 2019 lalu.

Awalnya mantan Kepala Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKD-PSDM) Banjar ini sempat diragukan keseriusannya untuk maju dalam Pilkada. Alasannya, dia melewatkan pembukaan pendaftaran Cakada sejumlah partai polituk; seperti Partai Golkar, Partai NasDem, Partai Gerindra, PKS dan PKB.

Mada Teruna mengaku sudah memiliki komitmen dengan petinggi PDIP. "Saya cukup mendaftar ke PDIP saja sebagai cakada Banjar. Saya sudah ada komitmen dengan petinggi PDIP, beliau yang mengurusnya," katanya.

Dalam Pilkada serentak yang digelar 23 September mendatang, PDIP harus berkoalisi dengan partai politik lainya. "Beliau (petinggi PDIP) yang mengurusnya, termasuk soal koalisinya agar bisa mengusung satu pasangan cakada. PDIP punya dua kursi keterwakilan di DPRD Banjar. Jadi perlu tujuh kursi lagi,” kata dia.

Alumni Akademi Praja Dalam Negeri (APDN) ini mengatakan akan memilih pendamping sebagai wakilnya dari kalangan birokrat sama sepertinya. Dia menginginkan pendamping birokrat spiritualis. “Kabupaten Banjar merupakan daerah dengan karakter religius. Jadi, perlu dipimpin oleh sosok yang memahami birokrasi namun memiliki spiritualis dalam menjalankannya,” kata Mada Teruna.

Dukungan sekitar 400 alim ulama di Kabupaten Banjar yang mendukung saya dalam pilkada nanti.

Menurut dia birokrat spiritualis bukan dengan simbolis secara penampilan, melainkan dalam hal rohani. Lebih pada jiwa yang ke arah ketuhanan. "Spiritualis bukan soal penampilan. Melainkan soal rohani dalam diri. Yang pasti sosok birokrat tersebut mencintai ulama dan juga dicintai ulama," ungkapnya.

Mada Teruna merahasiakan nama sosok birokrat apakah berasal dari Kabupaten Banjar atau bukan. "Kalau itu bisa jadi iya tapi bisa jadi bukan,” rahasianya.

Namun dia memastikan dukungan di luar partai politik pun sudah mendapatkannya. Ada sekitar 400 tokoh alim ulama yang akan mengantarkannya meraih kursi orang nomor satu di Kabupaten Banjar. "Dukungan sekitar 400 alim ulama di Kabupaten Banjar yang mendukung saya dalam pilkada nanti,” ungkapnya.

Mada Teruna mengaku memiliki slogan yang tepat dalam Pilkada 2020 mendatang. Slogan itu adalah Makmurkan Kabupaten Banjar Serambi Mekkah dan Cinta Mencintai Serambi Mekkah. Dia berjanji akan membenahi semua sektor di Kabupaten Banjar terutama memperbaiki sistem dalam pemerintahan.

Banyak kalangan menyebut biaya politik yang tinggi dalam pilkada. Namun bagi Mada Teruna pesta demokrasi akan datang akan menciptakan Pilkada yang sakral. Pemilihan dengan sistem demokrasi sesungguhnya tanpa politik uang. "Pilkada seharusnya bersifat sakral. Tidak dengan praktik membeli suara rakyat,” ungkapnya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Ulama Jadi Rebutan di Pilkada Banjar
sejumlah calon kepala daerah (Cakada) di Kabupaten Banjar memilih berpasangan dengan ulama di Pilkada Banjar.
Ketua DPRD Banjar Sebut Bencana Bila Dana Pilkada Minim
Minimnya nilai dana hibah pilkada dari pemerintah daerah kepada KPU dan Bawaslu Banjar sebagai bencana bagi Kabupaten Banjar.
Bawaslu Banjar Tolak Dana 6 M, Ancam Tak Awasi Pilkada
Bawaslu Kabupaten Banjar, menolak menandatangani Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) yang hanya dianggarkan Rp 6 miliar.