Pinrang - Kasus pembunuhan yang dilakukan ibu, Sanima terhadap anak tirinya, MT, 4 tahun, di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, mulai terungkap. Pembunuhan ini karena adanya perbedaan perlakuan anak yang dilakukan oleh suaminya, Herman, 34 tahun.
Anak ini tidak nakal. Dia dibunuh oleh ibu tirinya, kemungkinan karena merasa dalam keluarganya, ada perlakuan berbeda dilakukan oleh suaminya terhadap anak-anaknya.
Kasat Reskrim Polres Pinrang, AKP Dharma Negara mengatakan, Sanima sampai saat ini masih menjalani pemeriksaan intensif. Tapi berdasarkan keterangan awal, ia menganiaya anak tirinya karena merasa adanya perbedaan perlakuan anak kandungnya dengan korban MT, anak suaminya. Sehingga, merasa emosi dan menganiaya korban hingga meninggal.
"Anak ini tidak nakal. Dia dibunuh oleh ibu tirinya, kemungkinan karena merasa dalam keluarganya, ada perlakuan berbeda dilakukan oleh suaminya terhadap anak-anaknya. Suaminya ini hanya menyayangi anaknya sendiri, dibandingkan anak pelaku," kata Dharma saat diwawancarai wartawan, Rabu 17 Juni 2020.
Dharma menceritakan, pelaku dan suaminya itu mulanya sama-sama menyandang status duda dan janda. Kemudian mereka menikah dengan masing-masing bawa anak. Akan tetapi, anak dari Samina (pelaku) mengalami kelainan atau cacat.
Setelah beberapa bulan menikah, suami Samina tiba-tiba meminta agar anaknya yang kelainan itu diserahkan kepada ayahnya (suami pertama Samina), untuk dioperasi. Saat itu, Samina mulai emosi dan merasa suaminya melakukan perbedaan perlakuan anak.
"Mungkin penyebabnya itu, Samina merasa kenapa ada perlakuan berbeda, anaknya dia ini dengan anak suaminya," ucap dia.
Dharma mengaku, Samina menganiaya anak tirinya saat suaminya pergi bekerja, Selasa 16 Juni 2020 kemarin. Rumahya sepi, sehingga dia memanfaatkan situasi dan langsung menganiaya bocah empat tahun itu dengan cara diinjak-injak pada bagian dada hingga ditikam berulang kali menggunakan pulpen.
"Anak ini diinjak dadanya sama pelaku. Setelah diinjak, korban merasa lemas. Pelaku sempat khawatir, sehingga korban dibawa ke tetangganya yang bidan. Tapi, bidan ini katakan kalau anaknya sudah pucat, harus puskesmas tangani. Jadi anak ini langsung dibawa oleh pelaku ke Puskesmas, tapi ditengah perjalanan dia meninggal dunia," jelas Dharma.
Dharma menyebutkan, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Tim Inafis Polres Pinrang, ditemukan ada sekitar 20 lebih luka lebam di tubuh korban. Luka-luka ini akibat pukulan dan tikaman pulpen.
"Pelaku saat ini masih kami periksa di Mapolres, untuk mengetahui pasti motif dan cara pelaku menganiaya korban hingga meninggal," ujar Dharma. []
Baca juga:
- Ibu Bunuh Anak Tirinya Menggunakan Pulpen di Pinrang
- Sopir Truk Ngaku TNI Demi Nikahi Janda di Pinrang
- Tujuh Warga Pinrang Pesta Sabu di Bulan Ramadan