Alasan Bung Karno Pilih Palangkaraya Ibu Kota RI

Salah satu kota yang dari dulu sering disebut-sebut oleh Sukarno sebagai calon Ibu Kota Negara adalah Palangkaraya.
Soekarno dan Mohammad Hatta (Foto: Wikipedia)

Jakarta - Salah satu kota yang dari dulu sering disebut-sebut oleh Sukarno sebagai calon Ibu Kota Negara adalah Palangkaraya, saat ia meresmikan kota tersebut menjadi ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 1957.

Bahkan, sang proklamator ingin merancangnya sebagai Ibu Kota Negara Indonesia ketika itu. Hal tersebut sudah tertuang dalam masterplan yang ia rancang pada masa kemerdekaan.

Dalam buku berjudul Soekarno & Desain Rencana Ibu Kota RI di Palangkaraya karya Wijanarka disebutkan, dua kali Bung Karno mengunjungi Palangkaraya, Kalimantan Tengah untuk melihat langsung potensi kota itu menjadi pusat pemerintahan Indonesia.

Munculnya wacana pemindahan pusat pemerintahan dari Jakarta ke Palangkaraya, Tagar mencatatkan beberapa alasan.

Pertama, wilayah Palangkaraya tidak memiliki gunung berapi yang aktif dan tak bersentuhan dengan lautan lepas, sehingga tidak rentan terhadap ancaman gempa bumi.

Kedua, dengan luasnya wilayah hutan dan jumlah sungai yang banyak di sana, menjadikan Palangkaraya relatif aman dari terjangan banjir.

Ketiga, Kalimantan merupakan pulau besar yang paling aman di Indonesia, jauh dari zona gempa dan gunung berapi. Tidak seperti Pulau Jawa, Pulau Sumatera, Pulau Sulawesi, dan pulau-pulau lainnya yang menjadi langganan gempa tiap tahunnya.

Keempat, dengan letak geografis yang relatif aman dari terpaan bencana alam. Sangat memungkinkan pembangunan infrastruktur dapat dilakukan secara masif, seperti dalam membangun jalan Trans Kalimantan, pembangunan bandara dan jalur kereta yang akan bermanfaat bagi kemajuan dan pertumbuhan daerah.

Kelima, Jakarta yang sudah penuh sesak menjadi salah satu alasan Ibu Kota harus dipindahkan. Saat ini Jakarta sudah dipadati oleh lebih dari 10 juta penduduk. Padahal pada masa kolonial, Jakarta hanya dirancang untuk menampung 600.000 jiwa.

Selain itu, kemacetan di Jakarta yang seakan tanpa akhir juga menjadi salah satu pertimbangan pemindahan Ibu Kota. Penelitian Bappenas pada tahun 2017 mengungkapkan bahwa kemacetan di Jakarta mengakibatkan kerugian hingga Rp 67,5 triliun/tahun.

Pulau Kalimantan menjadi salah lokasi terbaik untuk pemidahan Ibu Kota Negara, sekaligus untuk mengembangkan potensi ekonomi daerah lain di luar pulau Jawa. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Usai Terima Bantuan Kemensos, Bocah Penjual Gulali Mulai Rasakan Manisnya Hidup
Dalam hati Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9), sering muncul rasa rindu bisa bermain sebagaimana anak seusianya. Main bola, sepeda.