Jakarta - Bahama di Kepulauan Karibia mulai membuka kembali sektor pariwisatanya di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19. Namun, dalam keputusan tersebut negara ini justru menolak pengunjung yang berasal dari Amerika Serikat akibat lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Negeri Paman Sam itu.
Seperti diketahui, sejak tanggal 15 Juni 2020, Pemerintah Bahama sudah kembali membuka segala kegiatan wisata di sana. Tanda pembukaan tersebut, seperti mulai bersandarnya kapal pesiar, pesawat pribadi, serta mendaratnya pesawat komersial mulai 1 Juli 2020.
Kami memperhatikan bagaimana perkembangan penanganan kasus Covid-19 di negara-negara yang warganya datang ke sini
Selain itu, Pemerintah Bahama tetap mengawasi seluruh wisatawan asing yang menyambangi negara yang memiliki banyak pantai indah ini. Ada beberapa pengunjung yang diperbolehkan masuk ke Bahama, seperti Inggris, Kanada, dan Uni Eropa.
"Kami memperhatikan bagaimana perkembangan penanganan kasus Covid-19 di negara-negara yang warganya datang ke sini," kata Perdana Menteri Hubert Minnis seperti dikutip laman Travel and Leisure.
Selain menolak turisnya, Hubert Minnis mengatakan maskapai penerbangan milik pemerintah Bahama Air juga akan memberhentikan pelayanan penerbangan dari dan ke Amerika Serikat. Sedangkan, bagi pengunjung asal negara-negara yang diperbolehkan menyambangi Bahama diwajibkan menunjukkan hasil tes Covid-19 negatif yang dilakukan setidaknya 10 hari sebelum bepergian dari negara asalnya.
Sebelumnya, kasus Covid-19 di Bahama, Karibia tercatat mencapai angka 153 orang, di antaranya 49 kasus teridentifikasi setelah perbatasan dibuka kembali pada 1 Juli 2020. Hubert Minnis menjelaskan pemerintah sudah menerapkan berbagai aturan ketat sebagai upaya untuk menekan kasus virus Corona di negaranya tersebut.
Baca Juga:
