Jakarta - Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendukung permintaan masyarakat Suku Baduy agar kunjungan wisatawan di perkampungan mereka di Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten, dibatasi.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Hari Santosa Sungkari menyampaikan permintaan Suku Baduy terkait aturan adat harus dihormati dan dipatuhi.
"Kita menganut sustainable tourism. Artinya kita menjaga agar (wisatawan) tidak berjibun-jibun yang datang, dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan fisik dan budaya sehingga budaya itu tetap eksis, fisiknya tetap lestari," kata Hari lewat keterangannya.
Kami berharap [saba budaya] diperjelas aturannya. Mana saja rute yang boleh dan tidak boleh dilewati menuju Kampung Baduy, dan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikerjakan.
Dalam kesempatan yang sama, perwakilan Suku Baduy, Uday Suhada mengungkapkan keinginan Suku Baduy untuk mengganti istilah "Wisata Bidaya Baduy" menjadi "Saba Budaya Baduy". Wisata Bidaya Baduy telah tercetus dan ditulis dalam Perdes Saba Budaya sejak 2007.
"Saba ini bermakna silaturahmi, saling menghargai dan menghormati antar adat istiadat masing-masing. Di atas itu semua, saling menjaga dan melindungi nilai-nilai yang berkembang dan hidup di masyarakat setempat dan masyarakat yang datang berkunjung," ucapnya.
Seorang tetua adat Suku Baduy Dalam, Ayah Mursid, meminta agar aturan Saba Budaya Baduy lebih diperjelas dan disosialisasikan secara optimal.
"Kami berharap [saba budaya] diperjelas aturannya. Mana saja rute yang boleh dan tidak boleh dilewati menuju Kampung Baduy, dan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikerjakan," ujarnya.
Mursid juga berharap agar dibangun pusat informasi terkait Suku Baduy di luar perkampungan adat. Ini bertujuan agar wisatawan bisa mempelajari terlebih dahulu beberapa adat istiadat sebelum masuk ke Kawasan Adat Suku Baduy.
Mengenai hal tersebut, Hari meresponsnya dengan mempertimbangkan membuat aplikasi berisi informasi dan sarana pendaftaran bagi wisatawan yang ingin menyambangi Kawasan Adat Suku Baduy.
"Ini bisa berbentuk aplikasi nantinya. Jadi siapa yang datang kapan mau datang kalau sudah melebihi (batas pengunjung) ini akan ada pemberitahuan bahwa kapasitasnya sudah berlebih. Sehingga kita tidak terulang ada ribuan orang yang belum tentu mendatangkan manfaat," tuturnya.
Di waktu yang sama, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya turut memberikan dukungan terhadap berbagai upaya pelestarian budaya Suku Baduy sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan. Bahkan, selama ini Pemda Lebak terus berkonsolidasi dengan masyarakat Suku Baduy dalam upaya Saga Budaya Baduy.
"Saat ini kami sedang dalam proses penyedian lahan di dekat perkampungan Baduy untuk dijadikan sebagai Information Center agar wisatawan lebih mengetahui bagaimana budaya Baduy pada umumnya dan informasi kegiatan Saba Baduy pada khususnya, sebelum masuk ke Perkampungan Baduy," tutur dia.
Baca Juga: