Banda Aceh - Ratusan warga di Kabupaten Aceh Besar, Aceh terpaksa mengungsi akibat banjir yang menggenangi rumah mereka pada Jumat, 9 Mei 2020 kemarin. Hujan yang mengguyur wilayah Aceh Besar dan sekitarnya sejak dua hari terakhir menyebabkan banjir tak kunjung surut.
Hingga hari ini, Sabtu, 9 Mei 2020 sekira pukul 14.30 WIB, ratusan warga masih mengungsi di sejumlah fasilitas pemerintah dan umum seperti sekolah dan masjid di Kabupaten Aceh Besar.
Jumlah pengungsi yang masuk baru dari Kecamatan Darul Imarah, sedangkan selebihnya masih didata.
Berdasarkan data dari Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Aceh (Pusdatin BPBA), ratusan warga yang mengungsi itu berasal dari 153 keluarga di Desa Garot, Punie Komplek Permata Punie dan Komplek Villa Buana, Kecamatan Darul Imarah.
Rinciannya adalah 115 keluarga dari Desa Garot, 15 keluarga dari Desa Punie Kompleks Permata Punie, dan 23 keluarga dari Desa Kompleks Villa Buana.
“115 KK di Desa Garot mengungsi di SD Garot, 15 KK di Punie Kompleks mengungsi ke rumah famili dan 23 KK di Kompleks Villa Buana mengungsi ke Kompleks Yayasan Mahad Tahfiz Qu'ran,” kata Staf Pusdatin BPBA, Haslinda Juwita dalam keterangan diterima Tagar, Sabtu, 9 Mei 2020.
Ia menjelaskan, banjir yang mengguyur wilayah Aceh Besar sejak dua hari terakhir merendam belasan desa di Kecamatan Peukan Bada, Darul Kamal, Darul Imarah, Ingin Jaya dan Lhoong.
Warga di sejumlah desa tersebut, kata Haslinda, terpaksa harus minggat dari rumahnya dan mencari tempat yang aman. Mereka umumnya mendirikan posko pengungsian di sekolah, masjid hingga meunasah.
Dari sejumlah desa yang mengungsi, baru 3 desa yang dilakukan pendataan oleh BPBD Kabupaten Aceh Besar dan diteruskan ke BPBA. Sedangkan 7 desa lagi masih dalam pendataan petugas di lapangan.
“Jumlah pengungsi yang masuk baru dari Kecamatan Darul Imarah, sedangkan selebihnya masih didata,” tutur Haslinda.
Ia mengatakan, saat ini petugas masih terus melakukan pendataan, penanganan dan evakuasi warga yang terdampak banjir. Hingga siang hari, berdasarkan pantauan air sudah mulai surut dan jalan lintas selatan sudah normal.
“Petugas masih terus melakukan pendataan, penanganan dan evakuasi warga yang terdampak banjir. Kondisi terakhir diterima air mulai surut,” kata dia.
Diberitakan sebelumnya, lintasan jalan nasional Banda Aceh-Aceh Jaya tepatnya di pegunungan Paro, Kabupaten Aceh Besar, Aceh mengalami longsor pada Jumat, 8 Mei 2020 pagi.
Longsor tersebut terjadi tepatnya di Desa Paroi, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar. Akibat peristiwa itu, akses lintasan tersebut lumpuh.
Baca juga: 14 Desa di Kota Banda Aceh Masih Dikepung Banjir
Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah (Dirlantas Polda) Aceh, Komisaris Besar Polisi Dicky Sondani menyebutkan, setelah dibersihkan oleh petugas, pada pukul 17.00 WIB jalan di Kilometer 37 Desa Paroi, Kecamatan Lhoong kembali ditutupi lumpur.
“Sejak jam 17.00 WIB jalan di Kilometer 37 Desa Paroi, Kecamatan Lhoong tidak bisa dilewati karena tanah longsor yang selalu jatuh akibat hujan deras,” kata Dicky Sondani kepada wartawan di Banda Aceh, Jumat, 8 Mei 2020 malam.
Karena itu, Dicky mengimbau kepada masyarakat agar tidak melintasi kawasan tersebut. Apabila memang ada masyarakat yang nekat menuju arah Kabupaten Aceh Jaya melewati kawasan itu maka resikonya terjebak hingga besok pagi.
“Mohon kepada masyarakat tiak melintas Lhoong karena akan terjebak sampai pagi. Karena kemungkinan besok pagi bisa dilewati,” ujarnya. []