Ahok dan Mereka yang Ingin KPAI Dibubarkan

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ternyata pernah berpendapat perihal ingin membubarkan KPAI karena menghamburkan uang.
Mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama diserbu masyarakat yang ingin berfoto, saat menghadiri pelantikan anggota DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jakarta - Seruan "Bubarkan KPAI" menggema di linimasa Twitter setelah PB Djarum menyatakan tidak mau lagi bikin audisi mencari bibit unggul pebulu tangkis, karena dituduh telah mengeksploitasi anak untuk bisnis rokok oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Netizen bahkan mengingat kembali jejak digital mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang pada tahun 2013 menyerukan perlunya Komisi KPAI dibubarkan. 

Dalam konteks ini warganet menilai Ahok seorang yang visioner. 

Di Indonesia pascareformasi, harusnya banyak komisi di-bubarin saja supaya enggak banyak keluar uang negara. Itu pernyataan saya.

Pada Rabu, 20 November 2013 di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Ahok mengatakan telah mencatat ada 70-an komisi yang mesti dievaluasi karena menghabiskan uang negara. Ahok menyebut KPAI termasuk yang tidak ada kerjanya dan sebaiknya dibubarkan.

"Di Indonesia pascareformasi, harusnya banyak komisi di-bubarin saja supaya enggak banyak keluar uang negara. Itu pernyataan saya," kata Ahok kala itu.

"Contoh komisi yang perlu dibubarkan apa, Pak?" tanya wartawan.

"KPAI misalnya kan, menurut saya enggak jelas. Cuma enggak bisa dibubarkan karena UU, musti rapat DPR," ujar suami Puput Nastiti Devi.

Selain KPAI, lanjutnya, komisi lain yang tidak memiliki bidang kerja jelas di antaranya ialah Komisi Penanggulangan AIDS. 

"Yang kerja juga Puskesmas-Puskesmas juga," kata Ahok.

Kemudian Komisi Hukum Nasional menurut dia juga perlu dibubarkan.

"Pernah dengar nggak? JE Sahetapi saja bilang suruh bubarin kok. Untuk apa komisi itu lagi? Nah kita harus berani. Waktu saya di Komisi II DPR RI saya sudah bilang itu harus dibubarkan. Di Indonesia ada sekitar 70 lebih yang bisa dibubarkan," ujar pria kelahiran Manggar, Belitung Timur, 53 tahun silam itu.

Respons KPAI

Susanto Ketua KPAISusanto Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan bisa memaafkan pemuda ancam tembak Jokowi karena usianya 16 tahun tergolong anak-anak. Ia mengatakan itu di Polda Metro Jaya, Kamis 24/5/2018. (Foto: Tagar/Rona Margareth)

Sebelumnya, KPAI menegaskan pada prinsipnya tidak ingin menghentikan kegiatan audisi bulu tangkis yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Djarum.

KPAI berdalih hanya ingin unsur-unsur terkait kegiatan promosi rokok dihilangkan dari kegiatan yang melibatkan anak-anak Indonesia.

Komisioner KPAI Sitti Hikmawatty menjelaskan, pihaknya tidak ingin menghentikan audisi, selama dalam audisi tidak ada eksploitasi terselubung melalui promosi tidak langsung dari produk rokok.

Dalam kegiatan audisi beasiswa bulu tangkis, PB Djarum dia nilai melibatkan anak-anak secara tidak langsung dalam promosi produk rokok.

"Kenapa dikatakan sebagai promosi? Karena kalau sudah dipakai, mereka kan berarti tidak ada unsur pajaknya, tidak ada batas waktu sampai kapan dipakai," kata Sitti.

Sekarang audisi umum beasiswa bulu tangkis tanpa ada embel-embel (Djarum), kemudian jersey juga sudah diganti walaupun di belakangnya masih ada tulisan Djarum yang disematkan.

Dia menyebut kegiatan audisi PB Djarum memuat upaya denormalisasi produk-produk yang berbahaya, karena rokok menyalahi Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yang dijelaskan merupakan produk berbahaya, sehingga ada pembatasan dalam peredaran, promosi, dan interaksi anak-anak.

Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 109 Tahun 2012, lanjutnya, kegiatan-kegiatan yang disponsori rokok sebetulnya tidak boleh disiarkan secara langsung oleh media.

"Tentu format audisi ini walaupun audisinya tidak kita hentikan, tapi harus melakukan penyesuaian yang baru. Atas dasar itu, maka audisi dengan bentuk yang sekarang memang akan diakhiri," katanya.

Sitti menceritakan, PB Djarum dalam pertemuan terakhir dengan KPAI pada 4 September 2019 sudah menyatakan siap melakukan perubahan.

"Sekarang audisi umum beasiswa bulu tangkis tanpa ada embel-embel (Djarum), kemudian jersey juga sudah diganti walaupun di belakangnya masih ada tulisan Djarum yang disematkan," tutur Sitti.

Pada prinsipnya, kata dia, KPAI tidak seperti Satuan Polisi Pamong Praja yang bisa langsung membubarkan suatu kegiatan yang dinilai bermasalah.

"Tidak begitu, tetapi kita tetap mengawasi kesiapannya karena yang memiliki tata aturan itu nanti yang akan melakukan eksekusi. Misalnya, ini akan bertentangan dengan kawasan tanpa rokok, yang punya perda kawasan tanpa rokok kan dari pemda, jadi, silakan pemda ini dinilai," ujarnya.

Klarifikasi Pembubaran

Mengenai kabar pembubaran kegiatan Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis di Purwokerto, Sitti mengatakan, "Itu tidak benar, kami posisinya adalah mengawasi," ujarnya.

Saat ditanya mengenai penyelenggaraan audisi yang sekarang, menurut dia unsur eksploitasi terselubung sudah menurun dalam kegiatan tersebut, namun belum sepenuhnya dihilangkan. Sedangkan unsur denormalisasi terkait produk berbahaya dia pandang masih ada.

"Sebetulnya sih sederhana saja, kalau semua brand itu diturunkan, itu selesai," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Banyumas Wahyu Budi Saptono mengatakan pemerintah daerah sepaham dengan imbauan KPAI.

"Kami sudah sepaham, tetapi perlu kita waspadai bersama bahwa ada aturan main yang harus ditegakkan bersama-sama. Yang paling utama adalah tidak ada eksploitasi anak di sini, sehingga ini menjadi harus bersama-sama diawasi," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, Komisioner KPAI masih di Purwokerto untuk mengawasi kegiatan audisi bersama dengan Pemerintah Kabupaten Banyumas.

"Sudah tidak ada menggunakan atribut Djarum. Ini sudah tidak ada dan ini kita awasi bersama-sama. Tidak ada yang tidak bisa diselesaikan, kita punya aturan main," katanya. []

Berita terkait
Ganjar Pranowo Berharap Ada Jalan Tengah KPAI-PB Djarum
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyayangkan sikap PB Djarum menyetop audisi kepada talenta-talenta bulu tangkis, di sejumlah daerah mulai 2020
Tiga Ajang Pencari Bakat Bulu Tangkis Selain PB Djarum
Selain PB Djarum, ada tiga perkumpulan bulu tangkis yang melakukan penjaringan terhadap anak-anak berprestasi.
Liem Swie King, Bintang Jebolan PB Djarum
Keputusan PB Djarum yang memutuskan untuk menghentikan Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis mulai tahun 2020 menyita perhatian masyarakat luas.