Palangka Raya - Ahmat Yamani 26 tahun, warga Jalan Mangku Raya, Kelurahan Kereng Bangkirai, Kecamatan Sebangau, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, tewas disambar petir, Kamis 9 Desember 2020. Korban yang merupakan buruh bangunan saat itu sedang bekerja membuat jembatan atau titian kayu di Jalan Yos Sudarso Ujung Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Saat itu, korban yang sedang bekerja di milik Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah itu bersama kakak Anang Aprianto 33 tahun dan bapaknya Mawardi 60 tahun.
Menurut Mawardi, sebenarnya sekitar pukul 15.00 wib, korban diajak pulang, namun korban menolak dan memilih bertahan dengan ditemani kakaknya.
Saksi mata Anang Apriyanto menuturkan, saat kejadian dirinya dan adiknya sudah mau pulang setelah seharian berkerja. Namun sekitar pukul 17.00 wib, tiba-tiba hujan datang disertai petir. Keduanya berteduh di bawah tenda terpal yang biasa digunakan untuk penyimpanan genset.
Setelah mesin genset listrik dimatikan dan ditutup tiba-tiba korban tersambar petir mengenai tangan korban. Saat itu posisi korban dan saksi saling berhadapan, mesin berada di antara mereka. Korban langsung tertelungkup sedangkan sang kakak terlempar.
Ponsel mati mau pulang tapi saat itu genset masih hidup. Asli saya melihat langsung tubuh adik saya gosong.
"Saya dan almarhum saat itu sedang berteduh dan genset masih menyala. Kami sambil berdoa, tiba-tiba petir menyambar adik saya yang sedang berdoa,” ujar Anang.
Menurut dia, saat itu ponsel dalam keadaan tidak berfungsi. Dia tidak mengetahui kenapa peristiwa itu bisa peristiwa terjadi, sedangkan mereka berteduh dalam tenda. "Ponsel mati mau pulang tapi saat itu genset masih hidup. Asli saya melihat langsung tubuh adik saya gosong," ujarnya.
Menurut Anang akibat sambaran petir, tanah di sekitar lokasi terbongkar dan tubuhnya sampai terpelanting. Dia sempat berusaha menyelamatkan nyawa sang adik. "Saya membantu dengan menelentangkan badan dan memberikan nafas bantuan dan memberikan minum, namun tidak menunjukkan reaksi," ujar kakak korban.
Melihat tak ada reaksi dari adiknya, Anang langsung minta tolong dan jenazahnya ditinggalkan. Anang berlari ke Jalan Yos Sudarso untuk meminta bantuan warga sekitar dan melaporkan ke pihak kepolisian dan instansi terkait seperti emergency, Damkar dan ambulance. Akhirnya korban dievakuasi ke kamar jenazah RS Doris Sylvanus Palangka Raya.
Anang mengaku terpukul dengan peristiwa tersebut, merasa bersalah karena korban merupakan adik kesayangannya. Ia masih tidak menyangka dengan kejadian yang dialaminya itu.
Menurut keterangan dr Richa Briliianty selaku dokter visum RS Doris Sylvanus Palangka Raya, bahwa korban pada tangan kanan luka berupa penebalan kulit. Pangkal jari dan sekitarnya berwarna hitam.
Pangkal paha kanan luka lecet dengan adanya penebalan di sepanjang sisi luka lecet sepanjang 13 sentimeter, dimulai dari pinggul ke bawah. "Ciri-ciri luka tersebut adalah menunjukkan akibat dari sengatan petir. Sengatan petir masuk dari tangan kanan dan keluar dari paha kanan," ujarnya. []
Baca Juga:
- Anggota Brimob Polda DIY Meninggal Disambar Petir
- Petir Kembali Tewaskan Warga Jeneponto
- Bermain HP Saat Hujan Pria Pinrang Disambar Petir