Ade Armando: Najwa Shihab Sombong, Panggung Pendukung Jokowi

Menkes Terawan menjadi korban kesombongan Najwa Shihab, yang melapor ke polisi adalah pendukung Jokowi yang mencari panggung.
Ade Armando dalam sebuah diskusi bersama Tagar TV. (Foto: Tagar/Rifa Yanas)

Jakarta – Pakar Komunikasi Universitas Indonesia, Ade Armando menilai acara Mata Najwa yang menyajikan wawancara kursi kosong, menyebabkan Menkes Terawan menjadi korban kesombongan Najwa Shihab. Meski begitu, Ade menyebut pihak yang melaporkan kasus ini ke polisi hanyalah pendukung Jokowi yang mencari panggung.

Itulah sebab banyak orang yang marah ke Najwa. Ini bukan urusan hukum, urusan ketidakpantasan saja.

Hal itu disampaikan Ade Armando dalam diskusi bersama Chanel YouTube Tagar TV, Jumat, 9 Oktober 2020. Ade setuju apa yang diklaim Najwa Shihab bahwa wawancara kursi kosong bukanlah sesuatu yang baru, sudah dilakukan di banyak tempat.

“Metode ini digunakan untuk menyindir orang selaku pejabat publik yang dianggap menghindar, saat dimintai keterangan oleh media. Karena seharusnya, pejabat adalah orang yang wajib mempertanggungjawabkan kebijakannya kepada banyak orang,” kata Ade.

Sebelumnya: Perlukah Najwa Shihab Diboikot? Ini Kata Pro Jokowi Sumbar

Pria kelahiran Jakarta, 24 September 1961 itu menyebut sikap salah satu pendukung Jokowi yang kemudian melaporkan Najwa Shihab ke polisi adalah sikap yang berlebihan. Katanya, kelompok tersebut tidak merepresentasikan relawan Jokowi secara keseluruhan. Sebab, kebanyakan relawan Jokowi lainnya justru menyayangkan pelaporan itu.

“Masa sih, ketika Najwa menyindir orang harus pula dipidanakan, dijadikan perkara hukum. Ya, seperti hanya mencari panggung lah,” ujarnya.

Baca juga: 

Mantan anggota Komisi Penyiaran Indonesia periode 2004–2007 itu beralasan, Menkes Terawan sepenuhnya punya hak untuk menolak diwawancara, atau menolak untuk datang ke sebuah acara Talk Show. 

Begitu sebaliknya, wartawan juga boleh menyindir, asal tidak menyebarkan fitnah atau menyebar kebohongan. Misalnya membuat meme atau karikatur adalah cara yang lazim dipakai untuk menyindir pejabat publik.

“Di Indonesia banyak orang tidak terbiasa. Orang akan menganggap apa yang dilakukan Najwa seolah offside. Yang terpenting buat publik yaitu butuh informasi, jika seandainya bukan Terawan (yang menjelaskan informasi), ya gak apa-apa juga. Bisa lewat Dirjen misalnya, gitu,” katanya.

Lulusan Florida State University, Amerika Serikat itu menyebut dengan popularitas yang dimiliki Najwa Shihab membuat masyarakat punya ekspektasi tinggi terhadap acara Mata Najwa. Kata Ade, Najwa sudah dianggap banyak orang sebagai jurnalis yang baik, punya standar yang bisa diikuti dan diteladani.

“Jadinya, ketika Najwa membuat acara yang mempermalukan seseorang, harusnya tidak perlu pula sampai begitu. Anda tidak perlu merendahkan, melecehkan orang lain. Jika harus mengkirtik, buat saja acara yang mengkritik dengan cara yang lebih mudah diterima masyarakat umum,” sebutnya.

Wawancara kursi kosong itu, kata Ade, telah membuat imej Menkes Terawan seolah objek yang enak dijadikan bahan candaan. Karena itulah, sebutnya, acara ini membuat Terawan jadi korban kesombongan Najwa.

“Saya rasa itulah sebab banyak orang yang marah ke Najwa. Ini bukan urusan hukum, urusan ketidakpantasan saja,” tegas Ade Armando.

Seperti diketahui, Relawan Jokowi Bersatu melaporkan Najwa Shihab ke polisi, karena diduga telah melakukan cyber bullying dengan melakukan wawancara monolog kursi kosong, karena Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto tidak menghadiri undangannya ke acara Mata Najwa.

Tapi kemudian laporan itu ditolak polisi, dan polisi mengarahkan agar melaporkan perkara itu ke Dewan Pers. Ditanyakan pendapatnya, Dewan Pers menilai hal ini bukan termasuk kegiatan jurnalistik, sehingga disarankan ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Najwa sendiri menjelaskan lewat akun instagramnya, bahwa tayangan kursi kosong diniatkan mengundang pejabat publik untuk menjelaskan kebijakan-kebijakannya, terkait penanganan pandemi. Kemunculan Menkes ke media juga dinilai minim sejak pandemi meningkat.

"Tayangan kursi kosong diniatkan mengundang pejabat publik menjelaskan kebijakan-kebijakannya terkait penanganan pandemi," jelas Najwa dalam akun @najwashihab pada Selasa, 6 Oktober 2020.[]

Berita terkait
Perlukah Najwa Shihab Diboikot? Ini Kata Pro Jokowi Sumbar
Melaporkan Mata Najwa ke polisi bukanlah cara yang etis dalam mengkritik media. Lantas, perlukah acara yang dipandu Najwa Shihab itu diboikot?
Jokowi Jelaskan UU Cipta Kerja, Netizen: Cuti Khitanan Pak?
Presiden Jokowi menjelaskan UU Cipta Kerja kepada publik secara daring.Warganet menyoroti Jokowi menyebut cuti khitanan.
Hal Unik saat Unjuk Rasa Tertib di Jambi dan Riau
Unjuk rasa berjalan tertib. Massa pendemo dan aparat keamanan menurunkan bendera merah putih secara bersama-sama. Di Kampar, polisi bagikan buah.