Ada Penularan C-19 di Perkantoran Yogyakarta

Penularan corona di Kota Yogyakarta terjadi di perkantoran. Sebelumnya di puskesmas, Warung Soto Lamongan dan PKL Malioboro.
Ilustrasi Covid-19. Tiga polisi di Rembang terkonfirmasi positif Covid-19, satu di antaranya meninggal pada Selasa, 23 Juni 2020. (Foto: Istimewa)

Yogyakarta - Kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta dalam beberapa hari terakhir ini terus meningkat. Dengan titik penularan terjadi di beberapa tempat mulai Puskemas, warung soto dan kawasan wisata Malioboro. Terkini bahkan sudah merambah wilayah perkantoran.

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta pun baru-baru ini menemukan penularan C-19 di perkantoran tepatnya di Kantor Urusan Agama (KUA) Danurejan. "Sudah dilakukan penutupan hingga 13 September 2020 mendatang sejak Jumat (4 September 2020)," imbuh Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di kompleks Balai Kota, Senin, 7 September 2020.

Heroe yang juga selaku Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta itu menjelaskan penutupan dilakukan setelah setelah lima orang dari total tujuh orang staf di kantor tersebut terkonfirmasi positif Covid-19. "Selama penutupan, layanan di sana dialihkan ke Kantor Kemenag Kota Yogyakarta," kata dia.

Sedangkan dari lima orang konfirmasi positif, ungkapnya, dua orang merupakan warga Bantul dan tiga orang lainnya warga kota. Akan tetapi pihaknya mengalami kesulitan melakukan tracing karena domisili keluarga yang dari kota berada di Jawa Tengah. "Kasus di KUA Danurejan ini juga belum menjadi klaster baru karena sebaran penularannya masih ditelusuri dan kami harap tidak jadi klaster," harapnya.

Satu Pembeli Soto Lamongan Positif Corona

Sementara itu, pengembangan di klaster penjual Soto Lamongan depan XT Square Jalan Veteran, diketahui ada seorang pembeli yang terkonfirmasi positif. Pembeli tersebut merupakan warga Bantul yang mengalami gejala demam kemudian memeriksakan diri ke rumah sakit.

"Saat ini ditangani oleh Pemkab Bantul. Kami hanya mendapat laporan jika dia merupakan pembeli soto lamongan," sambung Heroe.

Heroe pun tak bosan-bosan kembali menghimbau terhadap para pembeli soto lamongan periode Agustus untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan. Pembeli warga kota yang sudah diswab sementara tercatat ada 13 orang. Dua orang di antaranya diketahui hasilnya negatif, sedangkan 11 orang lainnya masih menunggu hasil.

"Hasil tracing di lingkungan tempat tinggal penjual soto lamongan, ditemukan dua kasus baru. Dengan demikian, total kasus positif dari klaster soto lamongan terdapat 16 orang, yakni 15 orang lingkungan tempat tinggal dan seorang pembeli warga Bantul," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto mengatakan, langkah memutus mata rantai penularan Covid-19 bisa efektif jika pemerintah daerah bekerja lebih keras dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Disiplin dalam penegakan hukum dan pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan penting dijalankan agar program kebijakan penanganan Covid-19 bisa tuntas. 

"Adanya klaster baru penyebaran Covid-19 di Yogyakarta yang berasal dari pedagang kaki lima di Malioboro memprihatinkan semua. Pemda harus benar serius dalam berikan pitulungan, bekerja tangani dampak pandemi agar tak ada lagi klaster baru," katanya, Senin,  7 September 2020. []

Berita terkait
Sikap Pemkot Jogja soal PKL Malioboro Meninggal C-19
Pemkot Yogyakarta belum berencana menutup kawasan wisata Malioboro menyusul satu PKL di lokasi tersebut meninggal positif corona. Begini alasannya.
Setelah PKL Malioboro Meninggal Gegara C-19
Seorang PKL Malioboro meninggal positif C-19. DPRD DIY meminta tes swab bagi PKL di kawasan cagar budaya di Yogyakarta tersebut.
PKL di Malioboro Yogyakarta Meninggal Karena C-19
Seorang pedagang tas dan dompet di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta meninggal dunia akibat positif C-19.