Aceh Dilirik Kelompok Radikal di Indonesia

Yudi Zulfahri menyebutkan, Aceh menjadi target masuknya kelompok-kelompok radikal di Indonesia.
Ilustrasi terorisme. (foto: glavny.tv).

Banda Aceh - Mantan teroris kamp pelatihan pegunungan Jalin Jantho, Yudi Zulfahri menyebutkan, Aceh menjadi target masuknya kelompok-kelompok radikal di Indonesia.

"Sebenarnya Aceh ini daerah yang dilirik oleh kelompok-kelompok radikal di Indonesia. Sampai saat ini, ada beberapa pertimbangan, di daerah lain di Indonesia sudah kesulitan, ruang geraknya sudah sempit, logistik juga susah, persejataan susah," kata Yudi di Banda Aceh, Rabu 6 November 2019.

Kata Yudi, pertimbangan kelompok radikal menjadikan Aceh sebagai tujuan karena memikiki letak geografis bagus, memiliki pegunungan dan dikelilingi oleh lautan.

"Di Aceh semua masih tersedia, geografinya bagus, pegunungan dan segala macam. Pasokan senjata juga mudah, dari Thailand, segala macam," ucap Yudi.

Yudi mendeteksi masih ada kelompok-kelompok teroris di Aceh. Namun, jumlahnya tidak begitu besar. Mereka berasal dari alumni Jalin dan eks kombatan GAM yang kecewa pada pemerintah.

Baru-baru ini, kata Yudi, Aceh juga kembali dihebohkan dengan munculnya kelompok Yahdi Ilar Rusydi. Namun, ia memastikan kelompok tersebut bukanlah terorisme sesungguhnya.

"Yahdi ini gak masuk dalam kategori kelompok terorisme, secara ideologi dia berbeda, walaupun dia menyuarakan negara Islam. Tapi ideologinya beda, dia bahaya gak? Kalau dibiarkan bahaya, tapi kalau dihabisi juga bahaya. Bagusnya dia dirangkul, seperti Din Minimi," tutur Yudi.

Sayangnya para mantan pelaku teroris di Aceh ini kurang dipedulikan oleh pemerintah

Yudi menjelaskan, jika kelompok radikal dihabisi, maka tak akan habis-habisnya. Salah satu cara yang ampuh adalah dengan cara merangkul.

Kata Yudi, bila pimpinan kelompok dirangkul, maka ia akan merangkul pengikutnya. Sehingga, kelompok radikal di Aceh bisa hilang.

"Sampai hari ini, kekuatannya tidak begitu besar. Tapi terus mengembangkan diri, kita tidak bisa melihat mereka di level sudah mempersiapkan senjata, mau beraksi, itu mungkin untuk saat ini belum. Tapi kalau level pengkaderan, kaderisasi, penyebaran ideologi, itu di Aceh masih ada, sangat ada masih," ujar Yudi.

Karena itu, Yudi berharap kelompok-kelompok yang terindikasi radikal dapat perhatian khusus dari Pemerintah Aceh. Menurutnya, selama ini pemerintah setempat seperti menutup mata terkait hal itu.

"Masalah ideologi perlu sentuhan khusus, sebenarnya yang paling memahami cara menyentuh ini kan mantan-mantannya, sayangnya para mantan pelaku teroris di Aceh ini kurang dipedulikan oleh pemerintah daerah, padahal Aceh terus memproduksi kelompok-kelompok radikal," katanya.

Untuk diketahui, Yudi merupakan salah satu pemuda yang pernah terlibat dalam pelatihan teroris di pegunungan Jalin, Kecamatan Jantho, Kabupaten Aceh Besar, Aceh tahun 2010 silam.

Di pegunungan Jalin, Yudi bergabung bersama kelompok Jamaah Islamiyah (JI) pimpinan Dulmatin. Sepak terjang Yudi berakhir pada 17 Maret 2010 saat ia bersama tiga rekannya diciduk Densus 88 Anti Teror karena terlibat pelatihan teroris di wilayah tersebut.

Saat ini, Yudi sudah bebas menjalani hukuman. Bahkan, ia sudah mendirikan sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Jalin Perdamaian.

Di yayasan itu, Yudi menjabat sebagai direktur. Ia memiliki puluhan anggota yang merupakan mantan narapidana teroris dan eks kombatan GAM. []

Berita terkait
GP Ansor Penggilas Agenda Kelompok Radikal
GP Ansor Jawa Tengah siap membendung dan menjadi penghalang utama penyebaran agenda kelompok radikal.
Gubernur Sumsel Akan Pecat ASN Terpapar Radikalisme
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru berjanji, tak segan-segan memecat ASN yang terpapar paham radikalisme.
Mahfud MD Sebut Radikalisme Tak Identik ke Suatu Agama
Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan radikalisme tidak identik dengan agama tertentu.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.