7 Perubahan yang Terjadi pada Istri setelah Melahirkan

Para ayah wajib tahu perubahan yang terjadi pada istrinya agar tidak salah paham.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Istri baru saja melahirkan otomatis menjadi ibu baru, ia akan menjadi lebih sensitif karena berbagai faktor, seperti lelah, kurang tidur, perasaan cemas, dan sebagainya.

Pasca melahirkan, ibu akan mengalami tujuh perubahan ini. Para ayah wajib tahu perubahan yang terjadi pada istrinya agar tidak salah paham.

Perubahan tersebut menyangkut dengan perasaan ibu, dan asumsi ibu terhadap pasangannya.

Berikut tujuh perubahan yang terjadi pada ibu pasca melahirkan, dari lebih kritis hingga memiliki prioritas baru:


1. Ibu baru jadi akan lebih kritis tentang dirinya

Seorang istri yang baru menjadi ibu akan lebih sering menatap dirinya di depan cermin, dan ia akan melihat perubahan fisik yang dialami pasca melairkan.

Sifat lebih kritis ibu yang sudah melahirkan juga terjadi ketika ibu dihadapkan dengan banyak hal yang harus dikerjakan.

Seperti penggantian popok, botol susu harus disterilkan, menidurkan bayi kembali saat malam hari dia terbangun, cucian menumpuk, dan segala hal lainnya.

Hal-hal di atas tersebut membuat ibu harus lebih kritis agar bisa mengerjakan semuanya dengan tuntas.


2. Istri berharap banyak pada suami yang sudah jadi ayah

Karena banyak pekerjaan baru yang harus diselesaikan ibu, berharap banyak pada ayah adalah perubahan kedua yang terjadi pada ibu.

Bagaimana pun, ayah adalah orang yang sangat ibu percaya dan menjadi teman hidupnya selama ini, jadi ibu yang baru melahirkan berharap akan dibantu satu atau beberapa pekerjaannya oleh ayah.


3. Istri berasumsi, sebagai ayah maka suami tahu apa yang harus dilakukan

Selain berharap, ibu yang baru melahirkan juga berasumsi bahwa ayah tahu apa yang harus dilakukan dan dikerjakannya.

Misalnya, ketika ibu sedang membersihkan peralatan bayi, tiba-tiba sang bayi terbangun dan menangis.

Ibu berasumsi bahwa ayah bisa segera menggendong bayi demi menenangkannya.

Namun apa yang terjadi? Alih-alih menggendong bayi agar tidak menangis lagi, ayah malah menyusul ibu dan mengadu bahwa bayi mereka menangis.

Realita yang tidak sesuai dengan asumsi ibu ini akan membuat ibu menjadi agak kesal. 


4. Ibu akan lebih mengandalkan ayah

Memiliki bayi bukan lagi harus hidup masing-masing dan berlaku egois.

Ibu baru suatu saat akan mengizinkan ayah bayi untuk menggendongnya karena telah mempercayai ayah.

Karena diberi kepercayaan, ayah mulai belajar melakukannya.

Ibu juga akan menaruh kepercayaan pada ayah terhadap hal-hal lainnya, seperti mengizinkan ayah mencuci piring saat ibu sibuk membuat MP-ASI, mengizinkan ayah mengganti popok bayi saat ibu sibuk merapikan baju, dan lainnya.


5. Ibu akan butuh lebih banyak hiburan

Selain perubahan fisik, fluktuai hormon, dan kurang tidur, ibu baru punya banyak hal yang dipikirkan tanpa harus cemas ayah diabaikan.

Ayah hanya perlu selalu ada untuk ibu, seperti memberitahunya kalau dia cantik (meski ibu belum tidur berhari-hari dan matanya cekung, tapi jangan katakan ini).

Cukup berikan pujian ia cantik dan sudah melakukan tugas dengan baik, dan ucapkan juga terima kasih

Hal-hal kecil seperti itu merupakan hiburan bagi ibu baru yang dihadapkan dengan keadaan yang harus menuntutnya beradaptasi dengan cepat, menyelesaikan banyak pekerjaan, fokus pada bayi, dan mengurusi ayah.

Apabila ayah memberikan perhatian-perhatian kecil ke istrinya, ibu baru akan menghargai ayah karena telah bersikap baik, pengertian, dan menyenangkan.


6. Ibu mungkin mengalami depresi pasca persalinan

Depresi pasca persalinan bisa sangat serius dan mempengaruhi hubungan Anda. Namun pada banyak kasus, ini bersifat sementara.

Depresi pasca persalinan bisa jadi sulit diatasi ketika Anda punya bayi baru lahir yang harus dirawat, rumah berantakan, dan ada tumpukan tugas yang harus diselesiakan.

Meski bersifat sementara, pemulihannya butuh waktu lebih lama dari yang diperkirakan.

Tugas ayah adalah terus membersamai ibu. Cukup katakan bahwa ayah mencintai ibu dan berikan dukungan lebih banyak untuknya.


7. Ayah bukan lagi orang paling penting dalam hidup ibu

Jika sebelumnya ayah dan ibu sama-sama saling memprioritaskan, ketika bayi lahir, prioritas sudah berganti lagi.

Karena ada bayi kecil buah cinta ayah dan ibu, seorang ibu akan memastikan bahwa manusia kecil itu aman dan bahagia.

Dalam fase ini, ayah mungkin merasa diabaikan karena perhatian dan cinta ibu sepenuhnya diberikan kepada bayi.

Meski begitu, jangan cemburu ya, Ayah, karena ini hal yang normal.

Mulailah dengan menjalin ikatan dengan si kecil. Setelah ini terjadi, tidak ada lagi yang membuat Anda cemburu, Ayah, karena bayi kalian akan menjadi perhatian Anda juga. []


Baca Juga:

Cara Mudah Mengetahui Istri Selingkuh

Pria Selingkuh Berdasarkan Sains

Tyna Kanna Mirdad Memilih Bisu Usai Isu Selingkuh

Skandal Perselingkuhan Kerajaan Inggris



Berita terkait
5 Tips untuk Memperbaiki Hubungan Setelah Adanya Perselingkuhan
Adanya perselingkuhan dapat memicu rasa marah, malu, bersalah, penyesalan, hingga depresi.
Mengapa Orang yang Selingkuh Suka Membenarkan Perbuatannya?
Pembenaran perselingkuhan terkadang berpengaruh pada psikologi korban. Terkadang justru korban yang merasa bersalah karena terjadi perselingkuhan.
Benarkah Kebiasaan Selingkuh Adalah Sifat Turunan Genetik?
Gen yang berperan memicu kebiasaan selingkuh adalah D4 plymorphsm atau disingkat DRD4 yang memproduksi hormon Dopamin.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.